Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengurangi Sampah Makanan yang Menjadi Permasalahan di Indonesia

Kompas.com - 01/06/2022, 08:31 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sampah makanan merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup di Indonesia.

Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2020 menyebutkan bahwa 40 persen sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah jenis sampah makanan.

Dikutip dari Kompas.id, sampah makanan di Jakarta saja tingginya bisa mencapai 1.817 meter melebihi gedung pencakar langit tertinggi di dunia, Burj Al Khalifa (828 meter).

Baca juga: Temuan LIPI soal Sampah Medis di Teluk Jakarta, seperti Apa Dampak dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Data tersebut diperoleh dari komposisi sampah di Jakarta yang diperkirakan mencapai 2,13 juta ton per tahun.

Kemudian, sampah makanan ini ditempatkan pada kotak nasi ukuran 20 cm x 20 cm dan tinggi 7 cm. Disusun dengan dasar seluas alas Monas, yakni 80x80 meter, maka tinggi sampah makanan di Jakata akan melebihi tinggi gedung Burj Al Khalifa, Dubai.

Di provinsi lainnya, kondisi permasalahan sampah makanan tidak jauh berbeda. Sebagai contoh di Surabaya. Sampah makanan di Surabaya pada 2020 mencapai 440.593 ton per tahun.

Jika sampah makanan tersebut disusun sama seperti ukuran kotak nasi 20 cm x 20 cm dan tinggi 7 cm dan diletakkan pada papan seluas alas Monas, maka ketinggian sampahnya mencapai 376 meter. Angka tersebut 9 kali lebih tinggi dari Tugu Pahlawan yang hanya 41,15 meter.

Baca juga: Banyak Sampah Skincare di Rumah, Ini Solusinya...

Lantas bagaimana cara mengurangi sampah makanan di Indonesia?

Cara mengurangi sampah makanan di Indonesia

Ilustrasi sampah makanan, limbah makanan.Evan Lorne/Shutterstock Ilustrasi sampah makanan, limbah makanan.

1. Merencanakan meal planning

Meal planning merupakan perencanaan menu makanan dalam jangka waktu tertentu. Biasanya terdiri dari sarapan, makan siang, dan makan malam.

Dilansir dari Eat This, meal planning dapat mengurangi sampah makanan.

Sebagai contoh, daging yang diolah menjadi opor bisa disisakan untuk kemudian diolah menjadi sup daging.

Dengan begitu, menu makanan akan menjadi lebih bervariasi dengan porsi yang cukup sehingga tidak menyisakan makanan untuk dibuang.

Baca juga: Bisa Dibuat dari Sampah Dapur, Apa Saja Kelebihan Pupuk Kompos?

2. Menyimpan bahan makanan dengan tepat

Penyimpanan bahan makanan yang tidak tepat menyebabkan sampah makanan semakin menumpuk. Hal itu disebabkan oleh bahan makanan yang membusuk dan tidak bisa diolah.

Di Inggris, sampah makanan akibat pembusukan bahan makanan ini bisa mencapai dua pertiga dari limbah rumah tangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com