Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Peluang Duet Prabowo-Mahfud MD...

Kompas.com - 27/04/2023, 09:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memunculkan adanya wacana duet kedua tokoh tersebut.

Pada hari ketiga lebaran, Selasa (25/4/2023), Prabowo berkunjung ke kediaman Mahfud MD di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Kendati demikian, Mahfud mengeklaim bahwa pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi Idul Fitri.

"Jadi hanya lebaran tadi, terima kasih Anda semua di sini, saya kira tadi ada apa ini," kata Mahfud.

Mahfud pun menyatakan akan berkunjung balik ke kediaman Prabowo di Hambalang, meski belum waktu pastinya.

Baca juga: Tumpangi Alphard Putih, Prabowo Tiba di Kediaman Jokowi


Lantas, bagaimana peluang duet Prabowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024?

Peluang duet Prabowo-Mahfud MD

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyambut positif wacana duet Prabowo-Mahfud MD.

Menurutnya, keinginan Prabowo untuk membidik Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (cawapres) menjadi titik temu sejumlah identitas, termasuk pengalamannya di tiga matra pemerintahan.

"Selain berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, Mahfud juga representasi kelompok kultural Nahdlatul Ulama (NU) yang diharapkan bisa menguatkan elektabilitas Prabowo di Jawa Timur," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

Baca juga: Silaturahmi ke Sejumlah Tokoh, Prabowo Dinilai Kelimpungan Usai Pencapresan Ganjar

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meninjau arus mudik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meninjau arus mudik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Namun, apabila Mahfud MD menjadi cawapres Prabowo, maka harus ada beberapa hal yang perlu diselesaikan.

Pertama, Umam menyebut harus ada partai yang siap menjadi penjamin (guarantor) bagi Mahfud untuk posisinya sebagai cawapres.

Pasalnya, Mahfud MD tidak memiliki partai politik.

"Di sisi lain, sejumlah ketum partai pendukung Prabowo berusaha memastikan agar posisi cawapres diisi oleh pimpinan partai mereka," jelas dia.

Baca juga: Sejarah Istana Batu Tulis, Tempat Mega Umumkan Ganjar sebagai Capres PDI-P

Kedua, Prabowo harus bisa meyakinkan para elite partai yang menolak pencawapresan Mahfud pada 2019, agar sekarang bisa menerimanya.

Umam menilai, sikap tegas Mahfud terkait kebijakan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi pada level tertentu juga dianggap mengusik zona nyaman para elite politik.

Ketiga, ia menganggap sikap berani Mahfud dalam isu-isu hukum bisa dianggap sebagai pemantik yang memicu hadirnya instabilitas politik yang mengusik zona nyaman capres.

"Capres umumnya membutuhkan cawapres yang memberikan insentif elektoral, namun tidak memiliki kekuatan politik memadai, sehingga capres tidak merasa terancam oleh manuver cawapres," ujarnya.

"Di level ini, jika Prabowo ingin maju bersama Mahfud sebagai pasangan capres-cawapres, maka hal ini harus diselesaikan lebih dulu," tutupnya.

Baca juga: Penjelasan Mahfud MD soal Kasus Ferdy Sambo: Motif Pembunuhan hingga Kerajaan Sambo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com