Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Perkembangan Hampers Lebaran

Kompas.com - 22/04/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampers menjadi bingkisan yang banyak diberikan selama Hari Raya, baik antarsaudara, keluarga, teman, tetangga, maupun dari kantor.

Hampers diberikan untuk berbagi rezeki, merayakan Hari Raya, maupun usaha untuk menyapa dan saling memaafkan.

Biasanya, hampers berisikan kudapan khas Ramadhan, pernak-pernik Idul Fitri, maupun alat shalat atau Al Quran.

Baca juga: Macam Pemberian Saat Lebaran: Dari Parsel hingga Hampers


Pengertian hampers

Dilansir dari Kompas.com, hampers adalah suatu kotak berisi makanan dan minuman yang diberikan sebagai kado.

Kotak hampers sering kali terbuat dari keranjang anyaman yang cantik, rapi, dan tertutup atau dikemas dengan baik.

Di dalamnya, pemberi hampers bisa memberikan berbagai benda, seperti kue kering khas Ramadhan dalam toples atau minuman kemasan.

Baca juga: Hampers: Arti, Sejarah, dan Perbedaannya dengan Parsel

Sejarah hampers

Ilustrasi mempersiapkan hamper Lebaran.Shutterstock/JOAT Ilustrasi mempersiapkan hamper Lebaran.
Menurut Kompas.com, Kamus Inggris Oxford mengartikan hamper sebagai keranjang besar atau wadah anyaman berpenutup. Wadah ini yang umumnya dipakai untuk mengepak barang.

Hampers diperkirakan sudah ada sejak zaman William the Conqueror pada abad ke-11 di Prancis.

Di abad yang sama, hampers juga berkembang di Inggris pada abad ke-11. Awalnya, hamper menggunakan kotak peti mati. Namun, sejak tahun 1.500, wadah yang digunakan terbuat dari anyaman.

Dictionary of American Regional English menyebut hamper digunakan pada tahun 1800. Wadah yang mereka sebut dengan bushel hamper atau hamper basket tersebut digunakan untuk menyimpan buah-buahan sayuran, atau biji-bijian.

Di abad yang sama, hampers menjadi tradisi saling memberikan barang kepada teman. Bingkisan ini dikirimkan menggunakan kereta api seiring perkembangan rel kereta.

Hampers yang digunakan berupa keranjang anyaman. Anyaman dipilih karena jauh lebih ringan dari kayu konvensional dan tahan lama.

Semasa revolusi industri pada tahun 1800-an, tradisi hampers mulai dikaitkan dengan periode Natal dan pemberian hadiah.

Pemberian hadiah menggunakan hampers menjadi semakin populer pada masa Ratu Victoria. Keluarga para bangsawan dari kelas menengah dan atas dari abad ke-19 menjadikan hampers sebagai barang mewah yang diberikan sebagai hadiah.

Kemudian, pada tahun 1897, penggunaan hampers berbentuk anyaman sebagai tempat pakaian dipopulerkan oleh perusahaan Sears dan Roebuck and Co.

Seiring waktu, hampers menjadi bingkisan yang semakin banyak diberikan oleh siapapun terutama selama hari-hari spesial.

Baca juga: Sejarah Hampers

Hampers di Indonesia

Hamper untuk Lebaran. Dok. Shutterstock/Charisma Maya Hamper untuk Lebaran.
Sementara itu, tradisi mengirim hampers pada momen hari raya panen dapat ditelusuri mulai berlangsung di masa kerajaan abad ke-16.

"Hantaran Lebaran yang hingga saat ini populer di kalangan masyarakat Indonesia merupakan bentuk transformasi dari tradisi hantaran hasil bumi yang dipersembahkan rakyat kepada raja dan kemudian dari raja untuk rakyatnya," ujar sejarawan kuliner Universitas Padjadjaran Fadly Rahman kepada Antara.

Awalnya, masyarakat kerajaan memiliki tradisi menghantarkan hasil bumi untuk raja.

"Dan ketika raja mengadakan pesta panen, biasanya akan membekalkan hasil olahan dan berbagai macam makanan serta kue, yang akan dibawa pulang oleh rakyatnya sendiri," kata Fadly

Seiring runtuhnya kerajaan, tradisi hantaran berubah menjadi menghantarkan makanan untuk tetangga, saudara, serta orang yang dikenal.

Di era kolonial, tradisi saling mengirimkan hantaran Lebaran antarkeluarga juga telah muncul. Rantang yang diberikan berisikan makanan khas Lebaran seperti ketupat, opor, kari, dan rendang serta kue basah tradisional.

Menurut Fadly, tradisi ini menunjukkan kekhasan masyarakat agraris. Rantang menjadi wadah bekal yang memiliki arti simbolik sebagai perekat hubungan tetangga atau kerabat.

"Ketika dikirimi dalam bentuk rantang, secara spontan kita akan membalasnya. 'Ah, malu kalau kita mengembalikan dalam kondisi kosong'. Lalu kita akan mengisinya kembali dengan makanan-makanan," lanjutnya.

Di era penjajahan, kue-kue kering mulai menjadi isi hantaran Lebaran yang diberikan keluarga Eropa untuk keluarga priyayi dari kalangan Pribumi.

Saat ini, hampers memiliki kemasan lebih modern. Meski begitu, tujuan pemberian hantaran ini tetap sama, yaitu sebagai tanda ucapan terima kasih atau selamat Hari Raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com