Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah dan Perkembangan Hampers Lebaran

Hampers diberikan untuk berbagi rezeki, merayakan Hari Raya, maupun usaha untuk menyapa dan saling memaafkan.

Biasanya, hampers berisikan kudapan khas Ramadhan, pernak-pernik Idul Fitri, maupun alat shalat atau Al Quran.

Pengertian hampers

Dilansir dari Kompas.com, hampers adalah suatu kotak berisi makanan dan minuman yang diberikan sebagai kado.

Kotak hampers sering kali terbuat dari keranjang anyaman yang cantik, rapi, dan tertutup atau dikemas dengan baik.

Di dalamnya, pemberi hampers bisa memberikan berbagai benda, seperti kue kering khas Ramadhan dalam toples atau minuman kemasan.

Hampers diperkirakan sudah ada sejak zaman William the Conqueror pada abad ke-11 di Prancis.

Di abad yang sama, hampers juga berkembang di Inggris pada abad ke-11. Awalnya, hamper menggunakan kotak peti mati. Namun, sejak tahun 1.500, wadah yang digunakan terbuat dari anyaman.

Dictionary of American Regional English menyebut hamper digunakan pada tahun 1800. Wadah yang mereka sebut dengan bushel hamper atau hamper basket tersebut digunakan untuk menyimpan buah-buahan sayuran, atau biji-bijian.

Di abad yang sama, hampers menjadi tradisi saling memberikan barang kepada teman. Bingkisan ini dikirimkan menggunakan kereta api seiring perkembangan rel kereta.

Hampers yang digunakan berupa keranjang anyaman. Anyaman dipilih karena jauh lebih ringan dari kayu konvensional dan tahan lama.

Semasa revolusi industri pada tahun 1800-an, tradisi hampers mulai dikaitkan dengan periode Natal dan pemberian hadiah.

Pemberian hadiah menggunakan hampers menjadi semakin populer pada masa Ratu Victoria. Keluarga para bangsawan dari kelas menengah dan atas dari abad ke-19 menjadikan hampers sebagai barang mewah yang diberikan sebagai hadiah.

Kemudian, pada tahun 1897, penggunaan hampers berbentuk anyaman sebagai tempat pakaian dipopulerkan oleh perusahaan Sears dan Roebuck and Co.

Seiring waktu, hampers menjadi bingkisan yang semakin banyak diberikan oleh siapapun terutama selama hari-hari spesial.

"Hantaran Lebaran yang hingga saat ini populer di kalangan masyarakat Indonesia merupakan bentuk transformasi dari tradisi hantaran hasil bumi yang dipersembahkan rakyat kepada raja dan kemudian dari raja untuk rakyatnya," ujar sejarawan kuliner Universitas Padjadjaran Fadly Rahman kepada Antara.

Awalnya, masyarakat kerajaan memiliki tradisi menghantarkan hasil bumi untuk raja.

"Dan ketika raja mengadakan pesta panen, biasanya akan membekalkan hasil olahan dan berbagai macam makanan serta kue, yang akan dibawa pulang oleh rakyatnya sendiri," kata Fadly

Seiring runtuhnya kerajaan, tradisi hantaran berubah menjadi menghantarkan makanan untuk tetangga, saudara, serta orang yang dikenal.

Di era kolonial, tradisi saling mengirimkan hantaran Lebaran antarkeluarga juga telah muncul. Rantang yang diberikan berisikan makanan khas Lebaran seperti ketupat, opor, kari, dan rendang serta kue basah tradisional.

Menurut Fadly, tradisi ini menunjukkan kekhasan masyarakat agraris. Rantang menjadi wadah bekal yang memiliki arti simbolik sebagai perekat hubungan tetangga atau kerabat.

"Ketika dikirimi dalam bentuk rantang, secara spontan kita akan membalasnya. 'Ah, malu kalau kita mengembalikan dalam kondisi kosong'. Lalu kita akan mengisinya kembali dengan makanan-makanan," lanjutnya.

Di era penjajahan, kue-kue kering mulai menjadi isi hantaran Lebaran yang diberikan keluarga Eropa untuk keluarga priyayi dari kalangan Pribumi.

Saat ini, hampers memiliki kemasan lebih modern. Meski begitu, tujuan pemberian hantaran ini tetap sama, yaitu sebagai tanda ucapan terima kasih atau selamat Hari Raya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/22/143000565/sejarah-dan-perkembangan-hampers-lebaran

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke