Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mengobati dan Menangani Stroke?

Kompas.com - 14/04/2023, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stroke merupakan penyakit yang terjadi ketika pembuluh darah pecah di otak atau ketika ada gumpalan darah yang menghalangi suplai darah ke otak.

Orang yang terkena serangan stroke biasanya akan mengalami kesulitan berjalan, berbicara, bahkan melihat.

Mereka harus segera mendapatkan pertolongan dari rumah sakit karena penyakit ini berisiko kematian. Semakin cepat dirawat, semakin cepat penderita stroke pulih seperti semula.

Lalu, bagaimana cara mengobati stroke?

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Serangan Stroke, Pasien Jangan Melakukan Tindakan Ini!


Pengobatan dan penanganan stroke

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), setiap penderita stroke memiliki kemampuan pulih yang berbeda-beda. Ada yang butuh waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Beberapa orang bisa sembuh total. Namun, ada juga orang yang mengalami cacat jangka panjang atau seumur hidup.

Saat seseorang mulai menunjukkan gejala stroke, segera hubungi ambulans atau bawa penderita ke rumah sakit. 

Dalam membawa pasien stroke sangat dianjurkan untuk menggunakan ambulans. Selain karena bisa melaju lebih cepat, tenaga kesehatan akan langsung memberikan tindakan darurat bahkan sebelum pasien tiba di rumah sakit.

Petugas ambulans juga akan memberikan perawatan darurat selama perjalanan serta memberi tahu staf di rumah sakit mengenai kondisi pasien.

Baca juga: Gejala Stroke Berdasarkan Usia Penderita, dari Bayi hingga Lansia

Diagnosis stroke

Ilustrasi dokter mendiagnosis pasien stroke. Ilustrasi dokter mendiagnosis pasien stroke.
Ketika orang yang terserang stroke tiba di rumah sakit, dokter akan melakukan pemeriksaan detail terhadap gejala stroke yang dialami.

Menurut Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke AS (NINDS), dokter akan meminta orang tersebut menjawab pertanyaan serta melakukan beberapa tes fisik dan mental.

Hasilnya dihitung melalui Skala Stroke NIH yang berguna untuk mengukur kemampuan otak dan saraf.

Dokter juga akan memindai otak dengan Computed Tomography (CT) scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Tindakan ini dilakukan untuk menilai risiko, mendiagnosis, menentukan jenis serta luas dan lokasi kerusakan, dan mencari metode pengobatan stroke terbaik.

Pengobatan stroke

Pengobatan stroke umumnya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  1. Perawatan medis atau bedah darurat setelah stroke untuk meminimalkan tingkat cedera.
  2. Perawatan untuk mencegah stroke kedua atau berulang.
  3. Rehabilitasi untuk memperbaiki kecacatan akibat stroke.

Perawatan medis untuk mengatasi stroke tergantung dengan penyebab dan tipe penyakit yang diderita.

Penderita stroke iskemik yang terjadi akibat adanya gumpalan darah pada otak akan diberi obat Aktivator plasminogen jaringan (tPA). Dokter juga dapat mengobati stroke ini dengan obat pengencer darah atau operasi untuk menghilangkan darah beku.

Sebaliknya, pasien stroke hemoragik akan melakukan berbagai prosedur untuk menambal kebocoran pembuluh darah di otak.

Metode yang dapat dilakukan antara lain berupa bedah endovaskular atau pemasangan kliping atau penjepit untuk menghentikan pendarahan.

Baca juga: Stroke: Cara Diagnosis dan Pengobatannya

Mencegah stroke kambuh

Diperkirakan, 1 dari 4 penderita stroke akan mengalami kekambuhan.

Stroke berisiko menyerang lagi selama 90 hari setelah serangan pertama. Kejadian ini paling banyak terjadi satu minggu setelah serangan stroke awal.

Untuk mencegah stroke kambuh, mantan penderita stroke harus mengatasi penyebab stroke.

Ini berarti mengatasi penyakit jantung, tekanan darah tinggi, fibrilasi atrium (detak jantung cepat dan tidak teratur), kolesterol tinggi, atau diabetes.

Dokter dan terapis akan memberikan bantuan agar pasien sembuh dari penyakit itu dan memiliki gaya hidup lebih sehat.

Baca juga: Senam Aerobik untuk Rehabilitasi Stroke, Bagaimana Caranya?

Rehabilitasi pasien stroke

Ilustrasi penderita stroke.Vecteezy/ ptachapanit768025 Ilustrasi penderita stroke.
Rehabilitasi merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan agar penderita stroke dapat kembali hidup normal.

Proses rehabilitasi dilakukan setelah pasien berada di rumah sakit, biasanya satu atau dua hari setelah serangan stroke.

Tahapan ini membantu memudahkan transisi pasien dari kondisi terkena stroke di rumah sakit menuju aktivitas normal sehari-hari di rumah.

Rehabilitasi yang dapat dilakukan berupa terapi fisik, terapi okupasi untuk beraktivitas sehari-hari, terapi wicara, terapi vokasional untuk siap kembali bekerja, serta terapi psikologis.

Menurut Healthline, pemulihan stroke agar kembali normal sangat tergantung pada kondisi pasien. Berikut faktor yang mendukung pasien stroke dapat pulih secara total:

  • Seberapa besar kerusakan akibat stroke
  • Seberapa cepat pengobatan dilakukan
  • Bagaimana proses pengobatan dan pemulihan berlangsung
  • Usia penderita stroke
  • Masalah medis lainnya yang diderita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Tren
OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

Tren
Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Tren
4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

Tren
Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Tren
Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com