KOMPAS.com - Stroke seringnya dianggap hanya bisa menyerang orang dewasa atau lansia. Kenyataannya, semua orang dari rentang usia berapapun bisa terkena stroke.
Dilansir dari Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi saat suplai darah ke bagian otak terputus. Akibatnya, sel otak akan mati karena tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang disalurkan darah.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan cedera otak, kecacatan, dan kemungkinan kematian.
Menurut Stamford Health, orang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke. Namun, penelitian terbaru membuktikan ada peningkatan jumlah pasien stroke dari kalangan remaja dan orang dewasa daripada lansia.
Masalahnya, orang-orang berusia muda tidak sadar dirinya terkena stroke. Ini karena mereka tidak paham gejala penyakit ini maupun tidak mengira akan terkena stroke.
Padahal, pasien stroke butuh penanganan sesegera mungkin agar bisa mengurangi risiko kerusakan lebih parah di otak. Jika terlambat menyadarinya, maka nyawa akan terancam.
Untuk mencegah hal tersebut, berikut gejala-gejala yang akan dirasakan penderita stroke berdasarkan usianya.
Baca juga: 6 Kondisi Lingkungan yang Meningkatkan Risiko Stroke, Apa Saja?
Sebagian besar stroke perinatal adalah iskemik. Kondisi ini disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah secara tiba-tiba dari otak bayi, akibatnya suplai darah ke otak terganggu.
Dikutip dari Rumah Sakit Anak di Boston, gejala yang paling umum dari stroke pada bayi adalah kejang yang sering terjadi sejak hari pertama lahir.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.