Menurut Hopskin Medicine, anak-anak mengidap stroke karena mengalami masalah jantung atau pembuluh darah. Selain itu, mereka juga berpotensi terkena stroke akibat menderita penyakit sel sabit yang merusak sel darah merah dan gangguan pembekuan darah.
Berikut gejala stroke pada anak:
Baca juga: Benarkah Merokok Bisa Sebabkan Stroke?
Stroke iskemik akibat pembekuan darah yang menyumbat arteri di otak paling banyak melanda remaja dewasa atau berusia 18 hingga 45 tahun.
Stroke yang terjadi pada orang usia 30 hingga 74 tahun lebih sering terjadi pada pria.
Menurut Narayana Health, mereka yang merokok, peminum berat, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi berisiko tinggi terkena stroke. Selain itu, gangguan ini juga bisa terjadi akibat faktor keturunan, obesitas, dan HIV.
Berikut gejala stroke yang dialami orang remaja dewasa:
Baca juga: Waspada, Stroke Bisa Menyebabkan Depresi!
Orang dewasa lebih banyak mengidap stroke akibat gangguan pada pembuluh darah dan masalah jantungm seperti penyakit arteri koroner dan fibrilasi atrium (AFib).
Selain itu, stroke pada orang tua terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor kesehatan dan gaya hidup. Lansia yang menderita stroke sering kali akan terkena serangan jantung atau strokenya kambuh kira-kira 2 tahun setelah gejala awal.
Berikut gejala stroke yang dialami oleh lansia:
Lansia dapat melindungi diri dari stroke dengan rutin mengecek tekanan darah dan kolesterol serta berhati-hati agar tidak jatuh atau cedera.
Orang dengan kondisi tertentu harus mendapatkan perawatan dan mengonsumsi obat yang mencegah pengumpalan darah sehingga terhindar dari risiko stroke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.