Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tradisi Beli Baju Baru Jelang Lebaran, Dimulai sejak Kapan?

Kompas.com - 10/04/2023, 13:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beli baju baru menjelang Lebaran adalah tradisi yang terus ada di Indonesia, bersanding dengan tradisi mudik di Hari Raya.

Sebelum Lebaran, masyarakat berbondong mendatangi toko busana untuk mencari pakaian yang akan dipakai di Hari Kemenangan.

Tradisi ini juga didukung oleh penjual pakaian yang mengeluarkan diskon besar-besaran untuk menarik pembeli.

Kenyataannya, membeli baju baru Lebaran bukan hanya dilakukan untuk mempercantik diri saat perayaan hari raya Idul Fitri.

Beli baju baru untuk Hari Raya merupakan tradisi yang bahkan sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Baca juga: Berbagai Tradisi Unik Jelang Ramadhan, dari Mandi di Sungai hingga Makan Telur Ikan


Simbol kesucian

Ilustrasi baju Lebaran. Dok. Shutterstock/Odua Images Ilustrasi baju Lebaran.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Agus Aris Munandar menjelaskan, pakaian yang dipakai saat Idul Fitri merupakan simbol kesucian.

"Awalnya harus memakai baju, sarung, atau mukena bersih pada waktu shalat Idul Fitri. Itu simbol umat Islam yang kembali fitri setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Menurutnya, pakaian bersih yang dipakai umat Islam saat Lebaran merupakan tanda dari manusia yang suci atau bersih dari dosa setelah sebulan puasa Ramadhan.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa orang tua biasa membelikan pakaian baru untuk anak-anak kecil karena mereka akan diajak shalat Id atau juga berkunjung ke rumah saudara.

"Kalau untuk orang dewasa sih pakaian baru itu cuma simbol, yang penting niat baru untuk melaksanakan agama Islam secara baik," lanjutnya.

Baca juga: Asli dari Belanda, Kapan Kastengel Masuk Indonesia?

Sejarah baju baru Lebaran

Masjid Agung Banten, salah satu peninggalan Kerajaan BantenShutetrstock/Nizar Kauzar Masjid Agung Banten, salah satu peninggalan Kerajaan Banten
Dilansir dari KOMPASTV, tradisi membeli baju baru menjelang Lebaran resmi tercatat muncul sejak abad ke-16 sebelum Tanah Air bernama Indonesia.

Tradisi baju baru saat Idul Fitri tertulis dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.

Buku tersebut menjelaskan bahwa tradisi ini sudah dimulai sejak tahun 1596 di masa Kesultanan Banten.

Semasa itu, menjelang Idul Fitri, mayoritas Muslim di Kerajaan Banten sibuk menyiapkan baju baru.

Bedanya, saat itu hanya kalangan kerajaan saja yang bisa membeli pakaian bagus untuk Idul Fitri. Mayoritas rakyat biasa masih menjahit baju mereka sendiri.

Halaman:

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com