Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mesosfer, Lapisan Atmosfer Bumi dengan Suhu Paling Dingin

Kompas.com - 08/04/2023, 07:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi, terdiri dari campuran berbagai gas, seperti nitrogen, oksigen, argon, dan sejumlah kecil gas lain.

Atmosfer terikat ke bumi akibat adanya gaya gravitasi, yang salah satu fungsinya adalah melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV).

Baca juga: Mengenal Kandungan dan Fungsi Atmosfer, Apa Saja?


Dilansir dari Center for Science Education UCAR, atmosfer adalah campuran beberapa lapisan gas yang mengelilingi bumi, dengan kandungan gas utama adalah nitrogen dan oksigen.

Atmosfer memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup makhluk di bumi, karena berfungsi menghasilkan udara untuk bernafas.

Selain itu, ia juga berfungsi menyerap panas untuk menjaga bumi tetap hangat, serta mencegah perbedaan suhu yang ekstrem antara siang dan malam.

Mesosfer adalah salah satu dari lima lapisan atmosfer, yang berada di antara stratosfer dan termosfer.

Baca juga: Mengenal Troposfer, Lapisan Atmosfer yang Paling Dekat dengan Bumi

Lapisan atmosfer dengan suhu paling dingin

Dilansir dari laman National Geographic, mesosfer membentang dari stratopause (batas atas stratosfer) hingga ketinggian sekitar 85 kilometer di atas permukaan bumi.

Mesosfer memiliki suhu paling dingin di antara lapisan atmosfer lainnya. Suhu di sini bisa turun hingga -120 derajat Celcius.

Lapisan ini juga memiliki awan tertinggi di atmosfer yang disebut awan noctilucent, diketahui awan ini sebenarnya adalah uap air beku atau awan es.

Mesosfer mencegah benda angkasa

lapisan mesosfer mencegah benda-benda angkasa yang jatuh.freepik.com/kjpargeter lapisan mesosfer mencegah benda-benda angkasa yang jatuh.

Pada lapisan mesosfer ini lah Anda bisa melihat fenomena bintang jatuh atau meteor, debu, dan bebatuan dari luar angkasa yang terbakar habis.

Benda-benda luar angkasa dan bintang jatuh yang berukuran sebesar kecil akan habis terbakar di mesosfer sebelum memasuki stratosfer atau troposfer.

Namun, beberapa meteor berukuran kerikil atau bahkan bongkahan batu besar, tidak terbakar sepenuhnya di sini.

Lapisan luar meteor terbakar saat melewati mesosfer, tetapi mereka masih cukup masif untuk jatuh melalui atmosfer yang lebih rendah dan jatuh ke bumi sebagai meteorit.

Baca juga: Mengenal Stratosfer, Lapisan Atmosfer Bumi yang Mencegah Radiasi Ultraviolet

Lapisan atmosfer bumi yang tidak dipahami

Mesosfer dianggap sebagai lapisan atmosfer bumi yang paling tidak dipahami dibanding lapisan yang lain.

Sebab pada area atmosfer ini, terlalu tinggi bagi pesawat atau balon cuaca untuk beroperasi, tetapi terlalu rendah untuk pesawat ruang angkasa.

Roket penelitian telah memberikan satu-satunya data penting bagi ahli meteorologi dan astronom tentang bagian penting atmosfer ini.

Roket penelitian sendiri merupakan instrumen penelitian tak berawak yang mengumpulkan data selama penerbangan suborbital.

Mungkin karena sangat sedikit yang dipahami dari lapisan mesosfer, yang diketahui di sana adalah rumah bagi dua misteri meteorologi: sprite dan elf.

Sprite adalah fenomena berwarna kemerahan akibat pelepasan listrik vertikal yang muncul jauh di atas guntur, bagian atas stratosfer dan mesosfer.

Sedangkan elf cenderung redup, merupakan fenomena pelepasan berbentuk cincin (halo-shaped) yang tampak lebih tinggi di mesosfer.

Baca juga: Mengenal Atmosfer: Pengertian, Fungsi, dan Lapisan-lapisannya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Ledakan Meteorit di Tunguska

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com