KOMPAS.com - Orang yang obesitas atau kelebihan berat badan biasanya akan menghindari makanan fast food seperti burger, kentang goreng, dan es krim.
Fast food merupakan kelompok makanan tidak sehat yang tinggi kalori tapi rendah akan gizi, seperti serat, protein, vitamin, dan mineral. Terlalu banyak mengonsumsi makanan ini dapat menyebabkan obesitas.
Tapi, apa yang dialami seorang pria asal Irlandia justru kebalikannya. Ia berhasil menurunkan berat badan meski tetap mengonsumsi fast food favoritnya.
Baca juga: 9 Makanan Tinggi Protein untuk Menurunkan Berat Badan
Bryan O'Keeffee (34) menceritakan pengalamannya kepada Insider soal menurunkan berat badan hingga 62 kg hanya dalam waktu tujuh bulan.
Awalnya, ia mulai mengalami kelebihan berat badan di usia 20 tahunan. Semasa kuliah, gaya hidup buruk, berupa minum alkohol, banyak memesan makanan dari luar, dan cedera, membuat tubuhnya semakin "besar".
@the.okeeffe Believe in yourself #transformation #discipline #motivation #weightloss #bodypositivity ? billionaire - coinyes
Di usia 30-an, O'Keeffee bahkan memiliki berat badan 338 pound atau sekitar 153 kg. Pria asal Irlandia itu biasa memesan makanan dari luar lima kali dalam seminggu. Dalam sekali makan, ia akan mengonsumsi 5.000 kalori.
Pria itu mengaku telah mencoba berbagai metode diet selama lebih dari satu dekade. Namun, hasilnya nihil.
Barulah pada akhir 2020, pria itu memutuskan pindah ke wilayah terpencil di Kota Palma, Spanyol.
O'Keeffee berhenti bekerja dan memutus komunikasi dengan seluruh keluarga serta temannya.
Di sana, pria itu menghabiskan waktunya dengan menjalani gaya hidup yang jauh lebih sehat. Ia menjadi lebih banyak berolahraga dan memperhatikan asupan makanannya.
Hasilnya, sekitar Juli 2022, O'Keeffee pulang ke rumah dalam kondisi tubuh yang jauh lebih baik.
Baca juga: 7 Cara Menurunkan Berat Badan 5 Kg dalam 1 Minggu
Lalu, bagaimana cara Bryan O'Keeffee menurunkan berat badan hingga 62 kg dalam waktu tujuh bulan?
Untuk menurunkan beratnya, O'Keeffee tetap makan seperti biasa. Hanya saja, ia sengaja mengubah pola makannya.
Pria itu akan lebih banyak mengonsumsi protein, menghemat kalori untuk malam hari, dan memasak versi rendah kalori dari makanan fast food favoritnya.
Setiap hari, O'Keeffe memastikan dia makan dalam keadaan defisit kalori atau hanya mengonsumsi sekitar 2.200 kalori dan 200 gram protein sehari.