Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Bayang-bayang Terbang di Mata Disebut "Floaters", Apa Bahayanya?

Kompas.com - 12/03/2023, 13:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang menunjukkan tentang bayang-bayang terbang yang disebut dengan floaters, ramai di media sosial Twitter.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini, yang merupakan dokter mata, pada Jumat (9/3/2023). Unggahan tersebut menjelaskan tentang bayang-bayang terbang (floaters) yang terjadi secara mendadak.

"Guys, jangan abaikan floaters (bayang² terbang) yang terjadi mendadak & banyak ya. Segera periksakan ke dokter mata. Ini foto retina lepas pasien saya sebelum & sesudah operasi vitrektomi (foto sudah izin pasien utk keperluan edukasi). Yuk, lebih aware ya sama kondisi mata kamu," tulis pengunggah.

Hingga Minggu (12/3/2023), unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak  2,4 juta kali dan mendapatkan lebih dari 700 komentar dari warganet.

Lantas, apa itu floaters?

Baca juga: Ilmuwan Hong Kong Klaim Alat Deteksi Dini Autisme via Pemindai Retina

Penjelasan dokter

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/3/2023), pemilik akun yang merupakan dokter spesialis mata di JEC Eye Hospital, Ferdiriva Hamzah menjelaskan terkait dengan floaters.

Floaters adalah kolagen yang menggumpal yang terdapat di isi bola mata. Floaters tidak semuanya berbahaya, namun terkadang bisa muncul dalam jumlah yang banyak. 

"Floaters adanya di isi bola mata, meskipun tidak semua floaters berbahaya, namun jika tiba-tiba muncul terlalu banyak yang ditakutkan adalah retina atau sarafnya bisa robek atau kondisi lain seperti infeksi, dan lainnya," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (12/3/2023).

"Selain itu, floaters juga tidak bisa hilang," tambahnya.

Kondisi ketika lapisan saraf di dalam mata robek dan lepas ini disebut ablasio retina.

Ablasio retina dapat menyebabkan kebutaan permanen dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya adalah isi bola mata yang mengkerut dan menarik retina hingga robek dan retina bisa masuk ke dalamnya.

Ferdiriva mengatakan, gejala ablasio retina sendiri bisa ditandai dengan adanya kilatan cahaya, bintik atau benang hitam yang muncul secara mendadak, dan seperti ada tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan.

"Jika seseorang sudah mengalami ablasio retina, maka harus segera dioperasi dan tidak bisa disembuhkan hanya dengan obat-obatan," ungkapnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa ada kondisi khusus yang bisa menjadi faktor penyebab ablasio retina. Salah satu faktor risikonya adalah seseorang dengan mata yang minus.

"Untuk seseorang yang memiliki minus, sebaiknya dicek secara berkala ke dokter mata," katanya.

Baca juga: Ternyata, Ini Penyebab Keluar Air Mata Saat Menguap

Halaman:

Terkini Lainnya

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com