Sementara itu, dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Florence M Manurung mengatakan bahwa bayang-bayang berbentuk cacing di mata itu benar disebut dengan floaters.
"Floaters terjadi akibat pencairan vitreous yang umumnya tidak semua bahaya, namun harus dipantau dokter mata," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/3/2023).
Floaters adalah bintik-bintik bayangan pada penglihatan. Jika mencoba untuk melihatnya secara langsung, floaters akan tampak menjauh.
Ia mengatakan, floaters memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari bentuknya seperti cacing, bintik berwarna hitam atau abu-abu, hingga seperti benang dan jaring laba-laba.
Floaters bisa disebabkan karena usia, trauma, atau menderita miopia tinggi (kacamata tebal).
"Floaters tidak menganggu, namun harus dicek untuk memastikan apakah ada robekan retina atau tidak," kata Florence.
Ia menyampaikan, jika diketahui adanya robekan pada retina, maka hal itu yang menjadi bahaya dan harus segera diperiksa dokter mata.
Baca juga: Efek Kopi pada Mata, Benarkah Bisa Memicu Kerusakan?
Dikutip dari Mayo Clinic, floaters disebabkan oleh perubahan vitreous yang berkaitan dengan penuaan atau dari penyakit atau kondisi lain:
Vitreous adalah zat seperti jeli yang terutama terbuat dari air, kolagen (sejenis protein) dan hyaluronan (sejenis karbohidrat). Vitreous mengisi ruang di mata di antara lensa dan retina dan membantu mata mempertahankan bentuk bulatnya.
Seiring bertambahnya usia, vitreous berubah. Seiring waktu, floaters mencair dan berkontraksi yang menyebabkannya menjauh dari permukaan bagian dalam bola mata.
Saat vitreous berubah, serat kolagen di dalam vitreous membentuk gumpalan dan benang. Potongan-potongan yang tersebar ini menghalangi sebagian cahaya yang melewati mata. Ini menghasilkan bayangan kecil pada retina yang terlihat sebagai floaters.
Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah jaringan di dinding mata (uvea). Uveitis posterior memengaruhi bagian belakang mata, yang meliputi retina dan lapisan mata yang disebut koroid.
Peradangan menyebabkan floaters di vitreous. Penyebab uveitis posterior termasuk infeksi, gangguan autoimun dan penyakit radang.
Baca juga: Menilik Keberadaan Penyakit dari Mata, Mulai dari Diabetes hingga Alzheimer
Pendarahan ke dalam vitreous dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk robekan dan lepasnya retina, diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyumbatan pembuluh darah, dan cedera. Sel darah terlihat sebagai floaters.
Robekan retina dapat terjadi ketika vitreous yang berkontraksi menarik retina dengan kekuatan yang cukup untuk merobeknya. Tanpa pengobatan, robekan retina dapat menyebabkan ablasi retina.
Jika cairan bocor di balik robekan, hal itu dapat menyebabkan retina terpisah dari bagian belakang mata. Ablasi retina yang tidak diobati dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
Obat-obatan tertentu yang disuntikkan ke dalam vitreous dapat menyebabkan terbentuknya gelembung udara.
Gelembung ini terlihat sebagai bayangan sampai mata menyerapnya. Gelembung minyak silikon yang ditambahkan selama operasi tertentu pada vitreous dan retina juga dapat dilihat sebagai floaters.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.