Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Bayang-bayang Terbang di Mata Disebut "Floaters", Apa Bahayanya?

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini, yang merupakan dokter mata, pada Jumat (9/3/2023). Unggahan tersebut menjelaskan tentang bayang-bayang terbang (floaters) yang terjadi secara mendadak.

"Guys, jangan abaikan floaters (bayang² terbang) yang terjadi mendadak & banyak ya. Segera periksakan ke dokter mata. Ini foto retina lepas pasien saya sebelum & sesudah operasi vitrektomi (foto sudah izin pasien utk keperluan edukasi). Yuk, lebih aware ya sama kondisi mata kamu," tulis pengunggah.

Lantas, apa itu floaters?

Penjelasan dokter

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/3/2023), pemilik akun yang merupakan dokter spesialis mata di JEC Eye Hospital, Ferdiriva Hamzah menjelaskan terkait dengan floaters.

Floaters adalah kolagen yang menggumpal yang terdapat di isi bola mata. Floaters tidak semuanya berbahaya, namun terkadang bisa muncul dalam jumlah yang banyak. 

"Floaters adanya di isi bola mata, meskipun tidak semua floaters berbahaya, namun jika tiba-tiba muncul terlalu banyak yang ditakutkan adalah retina atau sarafnya bisa robek atau kondisi lain seperti infeksi, dan lainnya," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (12/3/2023).

"Selain itu, floaters juga tidak bisa hilang," tambahnya.

Kondisi ketika lapisan saraf di dalam mata robek dan lepas ini disebut ablasio retina.

Ablasio retina dapat menyebabkan kebutaan permanen dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya adalah isi bola mata yang mengkerut dan menarik retina hingga robek dan retina bisa masuk ke dalamnya.

Ferdiriva mengatakan, gejala ablasio retina sendiri bisa ditandai dengan adanya kilatan cahaya, bintik atau benang hitam yang muncul secara mendadak, dan seperti ada tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan.

"Jika seseorang sudah mengalami ablasio retina, maka harus segera dioperasi dan tidak bisa disembuhkan hanya dengan obat-obatan," ungkapnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa ada kondisi khusus yang bisa menjadi faktor penyebab ablasio retina. Salah satu faktor risikonya adalah seseorang dengan mata yang minus.

"Untuk seseorang yang memiliki minus, sebaiknya dicek secara berkala ke dokter mata," katanya.

Memiliki bentuk bervariasi

Sementara itu, dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Florence M Manurung mengatakan bahwa bayang-bayang berbentuk cacing di mata itu benar disebut dengan floaters.

"Floaters terjadi akibat pencairan vitreous yang umumnya tidak semua bahaya, namun harus dipantau dokter mata," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/3/2023).

Floaters adalah bintik-bintik bayangan pada penglihatan. Jika mencoba untuk melihatnya secara langsung, floaters akan tampak menjauh.

Ia mengatakan, floaters memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari bentuknya seperti cacing, bintik berwarna hitam atau abu-abu, hingga seperti benang dan jaring laba-laba.

Floaters bisa disebabkan karena usia, trauma, atau menderita miopia tinggi (kacamata tebal).

"Floaters tidak menganggu, namun harus dicek untuk memastikan apakah ada robekan retina atau tidak," kata Florence.

Ia menyampaikan, jika diketahui adanya robekan pada retina, maka hal itu yang menjadi bahaya dan harus segera diperiksa dokter mata.

1. Perubahan mata terkait usia

Vitreous adalah zat seperti jeli yang terutama terbuat dari air, kolagen (sejenis protein) dan hyaluronan (sejenis karbohidrat). Vitreous mengisi ruang di mata di antara lensa dan retina dan membantu mata mempertahankan bentuk bulatnya.

Seiring bertambahnya usia, vitreous berubah. Seiring waktu, floaters mencair dan berkontraksi yang menyebabkannya menjauh dari permukaan bagian dalam bola mata.

Saat vitreous berubah, serat kolagen di dalam vitreous membentuk gumpalan dan benang. Potongan-potongan yang tersebar ini menghalangi sebagian cahaya yang melewati mata. Ini menghasilkan bayangan kecil pada retina yang terlihat sebagai floaters.

2. Peradangan di bagian belakang mata

Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah jaringan di dinding mata (uvea). Uveitis posterior memengaruhi bagian belakang mata, yang meliputi retina dan lapisan mata yang disebut koroid.

Peradangan menyebabkan floaters di vitreous. Penyebab uveitis posterior termasuk infeksi, gangguan autoimun dan penyakit radang.

3. Pendarahan di mata

Pendarahan ke dalam vitreous dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk robekan dan lepasnya retina, diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyumbatan pembuluh darah, dan cedera. Sel darah terlihat sebagai floaters.

4. Retina robek

Robekan retina dapat terjadi ketika vitreous yang berkontraksi menarik retina dengan kekuatan yang cukup untuk merobeknya. Tanpa pengobatan, robekan retina dapat menyebabkan ablasi retina.

Jika cairan bocor di balik robekan, hal itu dapat menyebabkan retina terpisah dari bagian belakang mata. Ablasi retina yang tidak diobati dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

5. Operasi mata dan obat mata

Obat-obatan tertentu yang disuntikkan ke dalam vitreous dapat menyebabkan terbentuknya gelembung udara.

Gelembung ini terlihat sebagai bayangan sampai mata menyerapnya. Gelembung minyak silikon yang ditambahkan selama operasi tertentu pada vitreous dan retina juga dapat dilihat sebagai floaters.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/12/133000965/ramai-soal-bayang-bayang-terbang-di-mata-disebut-floaters-apa-bahayanya-

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke