Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Berenang Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit?

Kompas.com - 10/03/2023, 18:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menyebutkan berbagai penyakit bisa sembuh karena berenang banyak dibicarakan di media sosial TikTok.

Pada akhir Januari 2023, akun TikTok ini membagikan video berisi beberapa penyakit yang bisa sembuh dengan berenang.

"Beriku adalah beberapa penyakit yang bisa sembuh dengan berenang, yuk mulai belajar berenang, karena tidak ada kata terlambat untuk belajar," tulis akun tersebut.

Dalam videonya, akun itu menyebut berenang dapat menyembuhkan penyakit skoliosis, asma, radang sendi, obesitas, insomnia, TBC, demensia, pengapuran sendi, hipertensi, dan saraf terjepit.

Hingga Jumat (10/3/2023), video tersebut telah ditonton sebanyak 1,7 juta kali dan disukai oleh 45.700 pengguna TikTok.

Lalu, benarkah sejumlah penyakit bisa sembuh berkat berenang?

Baca juga: Benarkah Berenang Bersama Lawan Jenis Bisa Sebabkan Kehamilan? Ini Penjelasan Dokter


Tidak mengobati, hanya mengendalikan

Menurut spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Andi Khomeini Takdir Haruni, berenang tidak bisa mengobati penyakit obesitas, hipertensi, insomnia, demensia, serta stres.

Namun, olahraga ini bisa membantu pasien mengendalikan kondisi tersebut.

"Berenang bisa bantu, bukan mengatasinya, tapi membantu penyakit pasien lebih terkendali. Tapi caranya beda-beda," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Pada penderita obesitas dan hipertensi, berenang dapat menjadi cara mereka untuk mengontrol dua penyakit tersebut.

Saat orang yang mengalami obesitas rutin berenang, aktivitas ini akan mampu membakar kalori dalam tubuh. Akibatnya, berat badan akan turun.

Di saat yang bersamaan, tekanan darah juga akan turun sehingga dapat membantu penderita hipertensi menjaga kondisi tekanan darahnya.

"Aktivitas renang itu juga membuat dia mengalami relaksasi," lanjut Andi.

Menurutnya, berenang dapat mengakibatkan tingkat stres seseorang menurun karena tubuh merasa tenang.

Selain itu, karena berenang membuat gangguan fisik dan mentalnya terkendali, maka kualitas tidur orang itu akan menjadi lebih baik. Sehingga insomnia yang dia derita pun akan diperbaiki.

Berenang, ia sebut juga dapat membantu meringankan kondisi penderita demensia.

Baca juga: Viral Anak Meninggal Akibat Makan Sebelum Renang, Ini Penjelasan Ahli

Upaya preventif pada penyakit tulang dan sendi

Ilustrasi rematik.Shutterstock/PopTika Ilustrasi rematik.
Dalam video TikTok tersebut, dikatakan kalau masalah tulang dan sendi seperti skoliosis, radang sendi, pengapuran sendi, dan saraf kejepit dapat disembuhkan dengan berenang.

Dokter spesialis ortopedi RSU Sidoarjo Larona Hydravianto menjelaskan, berenang memang termasuk olahraga yang direkomenasikan kepada pasien dengan keluhan pada punggung dan tulang belakang.

Namun, aktivitas ini tidak mengatasi penyakit pada tulang dan sendi.

"Lebih tepatnya sebagai upaya preventif supaya tidak gampang terkena penyakit," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Ia menjelaskan, berenang secara teratur dapat membuat postur tubuh menjadi lebih bagus, lebih tegak, serta membentuk dan menguatkan otot.

Otot di sekitar punggung dan tulang belakang akan menjadi lebih kuat saat rajin berenang. Kondisi tersebut membuat kerja sendi dan tulang belakang akan menjadi lebih ringan dan tidak mudah mengalami kerusakan.

Baca juga: Apa Bedanya Rematik dan Arthritis? Simak Gejala dan Perawatannya

Tidak hanya itu, berenang juga akan mendorong metabolisme sendi serta mengurangi ketegangan dan nyeri pada otot punggung.

"Dengan kerja sendi tulang belakang yang ringan, sendi tidak gampang mengalami pengapuran," lanjutnya.

Kondisi ini membuat saraf tidak akan mudah terjepit. Selain itu, orang tersebut juga tidak akan mudah mengalami peradangan sendi atau penyakit tulang belakang lainnya, seperti skoliosis.

Meski begitu, Larona menegaskan kalau berenang juga bisa digunakan sebagai pengobatan penyakit tulang dan sendi. Namun, ini hanya berlaku pada penyakit yang ringan dan masih pada fase awal.

"Pada kasus yang sudah berat atau kronis, tidak cukup hanya dengan berenang saja," jelasnya.

Ia menegaskan kalau berenang secara umum bermanfaat sebagai pencegahan supaya tulang belakang tidak mudah sakit.

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Risiko Berenang di Perairan Terbuka

Bisa mencegah asma kambuh

Video tersebut juga menyatakan berenang dapat mengatasi Tuberkolosis (TBC) dan asma.

Menurut dokter spesialis paru RS PKU Muhammadiyah Harsini, berenang tidak bisa mengatasi TBC dan hanya salah satu upaya untuk mencegah asma kambuh.

"TBC itu suatu infeksi jadi ada obat khusus TBC," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Sementara, ia menjelaskan, penderita asma dapat berenang agar penyakitnya jarang kumat. Namun, aktivitas tersebut tetap tidak bisa menyembuhkan asma.

Menurutnya, berenang dapat melatih otot-otot pernapasan. Hal ini dapat mencegah asma kambuh.

Berbeda dari TBC yang dapat diatasi dengan konsumsi obat, penderita asma hanya dapat mengontrol kondisinya dengan obat.

"Pada dasarnya, asma tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikontrol," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com