Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lahirnya Kostrad TNI AD, Berawal dari Gagasan AH Nasution

Kompas.com - 06/03/2023, 07:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Laksanakan Operasi Trikora

Sejak diresmikan pada 6 Maret 1961, Soeharto didapuk sebagai sebagai Korra I Caduad dengan dibantu Brigjen TNI Ahmad Wiranata Kusuma sebagai kepala staf.

Prajurit Caduad pada saat itu berasal dari Komando Daerah Miluter (Kodam) dari pendidkkan dasar masing-masing kecabangan.

Kemudian, Korra I Caduad mendapat mandat untuk melaksanakan operasi pembebasan Irian Barat dari Belanda.

Hal tersebut adalah tindak lanjut dari dicetuskannya Tri Komando Rakyat (Trikora) oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961.

Isi Trikora, yakni menggagalkan pembentukan negara Papua di Irian Barat, mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat, dan mengadakan mobilisasi umum.

Mandat yang diberikan Soekarno lantas ditindaklanjuti dengan Komando Mandala di wilayah timur Indonesia.

Markas besarnya berada di Ujung Pandang dan Soeharto berposisi sebagai Panglima Mandala.

Operasi tersebut juga mellibatkan AD, AU, dan AL beserta sukarelawan dan masa rakyat yang diberi nama Operasi Jayawijaya.

Tujuan dari Operasi Jayawijaya adalah membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda dan melakukan perang secara terbuka apabila perundingan damai dengan Belanda di New York, AS tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Spesifikasi Rantis Komodo Kostrad yang Lindas Ibu di Purwakarta, Beratnya Capai 5,8 Ton

Berubah nama menjadi Kostrad

Setelah melaksanakan operasi di Irian Jaya, Korra I Caduad yang awalnya dipimpin oleh Seoharto berubah nama menjadi Kostrad.

Hal tersebut merupakan tindaklanjut dari dikeluarkannya Surat Keputusan Kasad Nomor KPTS 178/2/1963 tgl 19 Feb.1963.

Tugas pokok Kostrad adalah melaksanakan operasi militer secara mandiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan untuk mempertahankan NKRI.

Adapun, kedudukan Kostrad sebagai kotama dan berada di bawah Kasad dari segi pembinaan.

Tetapi, Kostrad berada di bawah Panglima TNI dalam segi operasionalnya.

Dilansir dari laman resmi Kostrad, satuan militer ini mempunyai motto atau sesanti, yaitu Yudha Nirbaya Bhakti.

Kata Yudha memiliki arti perang, kata Nirbaya memiliki arti mara bahaya, dan kata Bhakti memiliki arti pengabdian dan amal kebajikan.

Gabungan dari ketiga kata tersebut mempunyai makna bahwa prajurit Kostrad memiliki tugas untuk melenyapkan nafsu angkara murkara seluruh musuh, baik dari dalam maupun luar negeri.

Prajurit Kostrad juga diberi tugas untuk mewujudkan cita-cita rakyat, bangsa, dan negara yang adil dan maksud sesuai Pancasila.

Baca juga: KSAD Pastikan Mental Prajurit Kostrad yang Diduga Diperkosa Oknum Paspampres Dipulihkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com