Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Bisa Sebarkan Propaganda, China Larang ChatGPT

Kompas.com - 25/02/2023, 21:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah China melarang penggunaan ChatGPT karena layanan chatbot OpenAI tersebut dinilai bisa menyebarkan propaganda.

Sebagaimana diketahui, China memiliki kontrol ketat atas aliran informasi online dari luar negeri melalui Great Firewall, sistem sensor terbesar dan tercanggih di dunia yang memblokir Google, Facebook, dan situs besar lainnya di China.

Sejak diluncurkan pada November lalu, sebenarnya ChatGPT memang tidak tersedia secara resmi di China dan tak bisa sembarangan diakses masyarakat.

Namun banyak warga China tetap mengakses ChatGPT melalui VPN, sementara yang lain menggunakan akses dari pengembang pihak ketiga.

Hingga baru-baru ini, Regulator China akhirnya semakin mengetatkan aturannya terkait ChatGPT.

Baca juga: Pemerintah Singapura Akan Ajarkan Siswa dan Guru Menggunakan ChatGPT


Hilangnya ChatGPT

Dikutip dari laman Guardian, sejumlah perusahaan teknologi besar di China termasuk perusahaan induk WeChat, Tencent, dan Ant Group telah diperintahkan untuk memutus akses ke ChatGPT.

Dengan adanya perintah tersebut, Yibai Technology menghapus tombol untuk mengaktifkan ChatGPT dari aplikasinya.

Sebagaimana dikutip dari SCMP, perusahaan lainnya yakni Shenlan BL dan AI Duihua juga menyampaikan mereka tak lagi menyediakan layanan akses ChatGPT.

Meski demikian, sejauh ini tak ada komentar apapun dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Sementara, seorang pengguna yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, akun WeChat pribadinya diblokir tiga hari usai ia menyematkan API ChatGPT.

Ia mengatakan, WeChat telah memberitahunya akses ke akunnya akan dikembalikan lagi jika ia berjanji untuk tak menyematkan API ke dalam akunnya.

Baca juga: Profil Sam Altman, Pria 37 Tahun di Balik ChatGPT yang Sedang Populer

Dinilai propaganda

Menurut media pemerintahan China, ChatGPT dianggap sebagai alat potensial bagi Amerika Serikat untuk menyebarkan artikel palsu.

Media Pemerintah China mencontohkan, pertanyaan yang diajukan ke ChatGPT tentang Xinjiang selalu menghasilkan jawaban konsisten yang terkait dengan propaganda politik pemerintah AS, yakni dikaitkan dengan genosida.

Kini regulator bahkan menghapus hasil pencarian mengenai ChatGPT di platform pencarian China.

“Model ini dilatih tentang informasi terbuka yang berbasis di negara-negara barat. Berpotensi menimbulkan banyak masalah bagi pemerintah China, karena orang dapat menggunakannya untuk mengajukan pertanyaan tentang topik sensitif, seperti pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, Taiwan, kepulauan Diaoyu," kata peneliti senior di Peace Research Institute Oslo, Dr Ilaria Carrozza.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com