Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kereta PT KAI yang Tidak Diharapkan Beroperasi

Kompas.com - 05/02/2023, 19:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT KAI mengoperasikan banyak kereta berbagai kelas setiap harinya. 

Namun dari sekian banyak kereta di bawah PT Kereta Api Indonesia (KAI), ternyata ada satu kereta yang tidak diharapkan beroperasi.

Kereta tersebut adalah kereta penolong yang digunakan ketika situasi-situasi genting, seperti terjadi bencana alam, kecelakaan, atau menolong korban.

Sebab jika kereta pnolong ini beroperasi maka artinya ada suatu musibah yang terjadi.

Baca juga: Video Viral, Petugas Bekuk Terduga Pencuri Laptop di Stasiun Manggarai, KAI Commuter: Diserahkan ke Polda Metro Jaya

Keberadaan kereta ini diketahui setelah KAI mengunggah video singkat di akun Instagram resminya @kai121_ pada Sabtu (4/2/2023).

"Emang ada Min, kereta yang nggak diharapkan banget buat beroperasi? Kenapa Min? Karena kalau kereta ini keluar dari 'garasinya', berarti ada kondisi darurat yang mengganggu perjalanan KA," tulis KAI.

Lantas, apa itu kereta penolong, sejarah, dan fasilitas di dalamnya?

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh KAI121 (@kai121_)

Baca juga: Ramai soal Penumpang KRL Disebut Bawa Banyak Barang Ditaruh di Bangku, KAI Commuter: Tempat Duduk Bukan untuk Barang

Mengenal kereta penolong PT KAI

KAI menjelaskan bahwa fungsi dari kereta penolong adalah melakukan evakuasi kereta, seperti gerbong dan lokomotif, ketika mengalami gangguan dalam perjalanan.

Kereta penolong seperti diperlihatkan KAI di Instagram adalah generasi terbaru yang diluncurkan 15 Maret 2019.

Produksi kereta itu dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta menggunakan metode alih fungsi dari kereta rel diesel (KRD).

Dengan begitu kereta penolong tidak perlu ditarik lokomotif dan dapat mencapai lokasi kejadian secara lebih cepat.

 

Terdiri dari dua bagian

Kepada Kompas.com, Minggu (5/2/2023), VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan bahwa kereta penolong terdiri dari dua bagian.

Setiap bagian mempunyai fungsi ketika terjadi kecelakaan kereta dan untuk menolong korban.

Pada kereta penolong satu berisi alat dan digunakan untuk mengevakuasi sarana kereta jika terjadi bencana alam, seperti longsor.

Kereta tersebut juga diterjunkan untuk mengevakuasi sarana KA ketika terjadi peristiwa luar biasa jebat, yakni terguling, anjlok, atau kecelakaan lainnya.

"Fasilitas evakuasi tersebut antara lain tabung pemadam (APAR), tangga barang atau luncuran, tangga orang, alat pengelasan untuk memotong besi, fasilitas alat ungkit dan alat berat untuk kasus KA yang anjlok," jelas Joni.

Sementara itu, kereta penolong dua difungsikan sebagai ruang perawatan korban.

Kereta penolong dua terdiri dari ruang kru medis, ruang obat, dan ruang tindakan untuk operasi ringan dan sebagainya.

Ada pula ruang resusitasi untuk memberikan pertolongan pertama bagi korban yang mengalami henti napas.

"Ada juga ruang pasien, gudang alat kesehatan, dan toilet. Kereta Penolong ini dalam operasionalnya tidak dipisahkan, namun saat proses evakuasi antara Kereta Penolong 1 dan 2 bisa dipisahkan," jelas Joni.

Baca juga: 4 dari 10 Gerbong KRL yang Anjlok di Pelintasan Ciputat Ditarik Kereta Penolong

Keistimewaan kereta penolong

Joni menjelaskan, PT KAI mempunyai 57 kereta penolong yang tersebar di setiap wilayah kerja, baik di Jawa maupun Sumatera.

Ada beberapa kereta penolong yang dimiliki oleh KAI, yakni kereta penolong bikinan Balai Yasa Yogyakarta, kereta penolong yang ditarik lokomotif, dan kereta penolong dengan tambahan crane dan ditarik menggunakan lokomotif.

Khusus untuk kereta penolong produksi Balai Yasa Yogyakarta, kereta ini dibuat sejak Juli 2018 dan telah melalui uji statis dan dinamis.

Kereta penolong lantas mulai dioperasikan pada tanggal 15 Maret 2019 di Stasiun Bandung.

Joni menjelaskan, keunggulan dari kereta tersebut adalah mempunyai tenaga penggerak sendiri.

"Sebab pembuatannya menggunakan metode alih fungsi dari KRD (kereta rel diesel). Karena kereta tersebut tidak perlu ditarik lokomotif, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi kejadian bisa diminimalisasi," kata Joni.

Baca juga: Ramai soal Tiket Kereta Promo Imlek Hangus dan Uang Tak Kembali, Ini Penjelasan KAI

Di sisi lain, kereta penolong mempunyai beberapa macam kecepatan, mulai dari 60-90 km/ jam.

Kecepatan ditentukan oleh jenis bogie, tahun pembuatan, lintas jalur rel dan pendukung lainnya.

"Keberadaan kereta penolong tersebut yg di siagakan di seluruh wilayah kerja KAI adalah salah satu wujud dari komitmen KAI untuk menjaga, mengantisipasi skaligus melakukan penanganan yag sesegera mungkin," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com