KOMPAS.com - PT KAI mengoperasikan banyak kereta berbagai kelas setiap harinya.
Namun dari sekian banyak kereta di bawah PT Kereta Api Indonesia (KAI), ternyata ada satu kereta yang tidak diharapkan beroperasi.
Kereta tersebut adalah kereta penolong yang digunakan ketika situasi-situasi genting, seperti terjadi bencana alam, kecelakaan, atau menolong korban.
Sebab jika kereta pnolong ini beroperasi maka artinya ada suatu musibah yang terjadi.
Keberadaan kereta ini diketahui setelah KAI mengunggah video singkat di akun Instagram resminya @kai121_ pada Sabtu (4/2/2023).
"Emang ada Min, kereta yang nggak diharapkan banget buat beroperasi? Kenapa Min? Karena kalau kereta ini keluar dari 'garasinya', berarti ada kondisi darurat yang mengganggu perjalanan KA," tulis KAI.
Lantas, apa itu kereta penolong, sejarah, dan fasilitas di dalamnya?
Mengenal kereta penolong PT KAI
KAI menjelaskan bahwa fungsi dari kereta penolong adalah melakukan evakuasi kereta, seperti gerbong dan lokomotif, ketika mengalami gangguan dalam perjalanan.
Kereta penolong seperti diperlihatkan KAI di Instagram adalah generasi terbaru yang diluncurkan 15 Maret 2019.
Produksi kereta itu dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta menggunakan metode alih fungsi dari kereta rel diesel (KRD).
Dengan begitu kereta penolong tidak perlu ditarik lokomotif dan dapat mencapai lokasi kejadian secara lebih cepat.
Terdiri dari dua bagian
Kepada Kompas.com, Minggu (5/2/2023), VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan bahwa kereta penolong terdiri dari dua bagian.
Setiap bagian mempunyai fungsi ketika terjadi kecelakaan kereta dan untuk menolong korban.
Pada kereta penolong satu berisi alat dan digunakan untuk mengevakuasi sarana kereta jika terjadi bencana alam, seperti longsor.
Kereta tersebut juga diterjunkan untuk mengevakuasi sarana KA ketika terjadi peristiwa luar biasa jebat, yakni terguling, anjlok, atau kecelakaan lainnya.
"Fasilitas evakuasi tersebut antara lain tabung pemadam (APAR), tangga barang atau luncuran, tangga orang, alat pengelasan untuk memotong besi, fasilitas alat ungkit dan alat berat untuk kasus KA yang anjlok," jelas Joni.
Sementara itu, kereta penolong dua difungsikan sebagai ruang perawatan korban.
Kereta penolong dua terdiri dari ruang kru medis, ruang obat, dan ruang tindakan untuk operasi ringan dan sebagainya.
Ada pula ruang resusitasi untuk memberikan pertolongan pertama bagi korban yang mengalami henti napas.
"Ada juga ruang pasien, gudang alat kesehatan, dan toilet. Kereta Penolong ini dalam operasionalnya tidak dipisahkan, namun saat proses evakuasi antara Kereta Penolong 1 dan 2 bisa dipisahkan," jelas Joni.
Keistimewaan kereta penolong
Joni menjelaskan, PT KAI mempunyai 57 kereta penolong yang tersebar di setiap wilayah kerja, baik di Jawa maupun Sumatera.
Ada beberapa kereta penolong yang dimiliki oleh KAI, yakni kereta penolong bikinan Balai Yasa Yogyakarta, kereta penolong yang ditarik lokomotif, dan kereta penolong dengan tambahan crane dan ditarik menggunakan lokomotif.
Khusus untuk kereta penolong produksi Balai Yasa Yogyakarta, kereta ini dibuat sejak Juli 2018 dan telah melalui uji statis dan dinamis.
Kereta penolong lantas mulai dioperasikan pada tanggal 15 Maret 2019 di Stasiun Bandung.
Joni menjelaskan, keunggulan dari kereta tersebut adalah mempunyai tenaga penggerak sendiri.
"Sebab pembuatannya menggunakan metode alih fungsi dari KRD (kereta rel diesel). Karena kereta tersebut tidak perlu ditarik lokomotif, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi kejadian bisa diminimalisasi," kata Joni.
Di sisi lain, kereta penolong mempunyai beberapa macam kecepatan, mulai dari 60-90 km/ jam.
Kecepatan ditentukan oleh jenis bogie, tahun pembuatan, lintas jalur rel dan pendukung lainnya.
"Keberadaan kereta penolong tersebut yg di siagakan di seluruh wilayah kerja KAI adalah salah satu wujud dari komitmen KAI untuk menjaga, mengantisipasi skaligus melakukan penanganan yag sesegera mungkin," jelasnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/05/193000565/mengenal-kereta-pt-kai-yang-tidak-diharapkan-beroperasi