Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Samsung, dari Toko Kelontong hingga Jadi Raja Smartphone

Kompas.com - 28/01/2023, 08:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Samsung merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Perusahaan asal Korea Selatan itu memimpin pasar penjualan ponsel dunia dengan market share 22 persen pada 2022. 

Pendapatan Samsung keseluruhannya dalam setahun disebut-sebut setara dengan 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan. 

Samsung menjadi salah satu bisnis terbesar di Korea yang menghasilkan hampir seperlima dari total ekspor negara dengan fokus utama pada elektronik, industri berat, konstruksi, dan pertahanan. Anak perusahaan utama Samsung lainnya termasuk asuransi, periklanan, dan hiburan.

Baca juga: Sejarah Vespa, dari Produsen Pesawat Tempur hingga Bikin Skuter

Bagaimana sejarah Samsung hingga dapat menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia saat ini?

Dari toko kelontong hingga tekstil

Pendiri Samsung Group Lee Byung Chul twitter Pendiri Samsung Group Lee Byung Chul

Dikutip dari Lifewire, Samsung dirintis oleh Lee Byung-chul dengan bisnis awal yang digeluti adalah toko kelontong yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok, seperti ikan kering, tepung, dan sayuran. 

Dengan hanya modal 30.000 won (sekitar Rp 360.000) saat itu, Lee Byung-chul memulai usaha perdagangan di Taegu pada 1938.

Dengan 40 karyawan, Samsung memulai sebagai toko kelontong, memperdagangkan dan mengekspor barang yang diproduksi di dalam dan sekitar kota.

Saat itu, Samsung menjual ikan, sayuran kering Korea, serta mi buatan sendiri. Perusahaan tumbuh dan berkembang ke Seoul pada 1947.

Arti kata Samsung

Arti kata Samsung adalah "tiga bintang", dengan angka tiga melambangkan "sesuatu yang kuat".

Setelah Perang Korea, Lee memulai kilang gula di Busan, lalu setelah itu ia memperluas bisnisnya menjadi tekstil dan membuka pabrik wol terbesar di Korea.

Dia sangat fokus pada industrialisasi dengan tujuan membantu negaranya membangun kembali dirinya sendiri setelah perang.

Pada akhir 1950-an, perusahaan mengakuisisi tiga bank komersial terbesar Korea serta perusahaan asuransi dan perusahaan yang membuat semen dan pupuk.

Lalu pada 1960-an, perusahaan kembali mengakuisisi lebih banyak perusahaan asuransi serta kilang minyak, perusahaan nilon, dan department store.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Museum Rekor Indonesia, seperti Apa Perjalanannya?

Halaman:

Terkini Lainnya

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com