Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kodok Raksasa "Toadzilla" Ditemukan di Austalia, Bobotnya Seberat Bayi Manusia

Kompas.com - 23/01/2023, 18:10 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penjaga hutan di Australia menemukan seekor kodok berukuran raksasa yang dijuluki Toadzilla dengan bobot 2,7 kilogram.

"Kodok monster" tersebut ditemukan di Taman Nasional Conway, Queensland pada 12 Januari 2023 yang lalu secara tidak sengaja.

Departemen Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Queensland menyebut "Todzilla" sebagai kodok paling berat yang pernah ada.

Dengan bobot setara bayi manusia normal, hewan amfibi tersebut layak dijuluki sebagai kodok paling berat sedunia.

Bagaimana awal penemuan Todzilla hingga keberadaannya menghebohkan para peneliti?

Baca juga: Binatang-binatang Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya Ada di Dalam Rumah Kita

Kronologi penemuan Todzilla

Dilansir dari NBC News, Toadzilla ditemukan ketika penjaga hutan di Taman Nasional Conway, Queensland melakukan pelacakan.

Pada awalnya, mereka menghentikan kendaraan yang ditumpangi karena secara kebetulan ada ular yang melintas.

Salah satu penjaga hutan, Kyliee Grey, kemudian keluar dari kendaraan dan melihat ke bawah di mana ia menemukan Todzilla.

"Saya mengulurkan tangan dan meraih kodok tebu dan tidak percaya betapa besar dan beratnya itu," kata Kyliee dalam keterangan resminya.

Melihat ukuran Toadzilla yang begitu besar, ia meyakini kodok tebu temuannya berjenis kelamin betina.

Alasannya kodok tebu betina biasanya mempunyai ukuran tubuh lebih besar apabila dibandingkan dengan jantan.

Baca juga: Mengenal Paus Biru Antartika, Hewan Terbesar di Bumi

Toadzilla akhirnya disuntik mati

Kodok puru hutan adalah contoh hewan amfibi yang ada di sekitar kita.Wikimedia Commons/W.A. Djatmiko Kodok puru hutan adalah contoh hewan amfibi yang ada di sekitar kita.
Kendati penemuan Toadzilla membuat peneliti heboh lantaran ukurannya yang begitu jumbo, hewan amfibi ini akhirnya disuntik mati.

Otoritas setempat mematikan Toadzilla lantaran hewan amfibi ini membawa ancaman yang besar bagi lingkungannya.

Toadzilla yang termasuk kodok tebu dapat memakan apa pun, mulai dari serangga, mamalia kecil, hingga reptil.

Tak hanya itu, kodok tebu betina dapat menghasilkan 30.000 telur dalam satu musim dan sangat beracun bagi satwa liar.

Kodok tebu juga dikaitkan dengan kepunahan dan penurunan beberapa predator, seperti quoll yang dikenal sebagai kucing asli Australia utara.

Sempat dianggap hama

Toadzilla sempat diperkenalkan sebagai pengendali hama perkebunan tebu, yakni kumbang tebu di Queenslaand pada tahun 1935.

Spesies tersebut dapat dikenali dari kulitnya yang berwarna cokelat, penuh tonjolan, dan panjang 25 centimeter.

Bobot kodok tebu juga dapat mencapai 2,5 kilogram, meskipun hal ini jarang terjadi menurut Departemen Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Queensland.

Penjaga hutan di Queensland pada awalnya ingin menamai Toadzilla sebagai Connie yang diambil dari nama taman nasional temapt mereka bekerja.

Namun pada akhirnya mereka memilih nama yang lebih fiksi dan hewan amifibi itu diberi nama Toadzilla.

"Kami menamainya Toadzilla, dan dengan cepat memasukkannya ke dalam wadah, sehingga kami dapat mengeluarkannya dari alam liar," ungkap Gray.

Baca juga: Mengenal Teritip, Hewan Laut yang Andalkan Penis Panjang untuk Kawin

Bisa pecahkan rekor dunia

Kendati Toaadzilla sudah disuntik mati dan disumbangkan ke Museum Queensland untuk penelitian, hewan amfibi ini bisa memecahkan rekor dunia.

Rekor yang bisa dipecahkan Toadzilla adalah kodok dengan bobot paling berat di dunia.

Dikutip dari CNN, rekor kodok terbesar di dunia dipegang oleh kodok bernama Prinsen asal Swedia.

Kodok tersebut mempunyai bobot 2,65 kilogram dan Guinness World Records memasukkannya ke dalam rekor pada tahun 1991.

Baca juga: Kenapa Katak Beracun Memiliki Warna yang Mencolok?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com