Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Silvanus Alvin
Dosen

Silvanus Alvin adalah dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.

Partai Digital di Indonesia, Mungkinkah?

Kompas.com - 09/01/2023, 14:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PSI Menuju Partai Digital

Dalam penelitian yang penulis lakukan, salah satu partai politik di Indonesia yang punya visi, semangat, serta potensi untuk menjadi partai digital adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Namun, perlu ditegaskan, PSI belum menjadi partai digital sepenuhnya.

Pasca-pemilu 2019, PSI meluncurkan Aplikasi Solidaritas dengan tujuan utama mendekatkan para anggota dewan terpilih mereka dan konstituen.

Aplikasi tersebut memiliki enam fungsi utama, yaitu memantau jadwal kerja anggota legislatif PSI; mengikuti kegiatan anggota PSI; menyampaikan aduan kepada anggota legislatif PSI; memberikan masukan yang berkaitan dengan fungsi, tugas dan wewenang anggota legislatif PSI dalam hal legislasi, anggaran dan pengawasan seperti pembahasan RAPBD, Raperda dan lainnya; memberikan penilaian terhadap kinerja anggota legislatif PSI; dan melaporkan anggota legislatif PSI yang tidak bekerja dengan baik.

Baca juga: PSI Anggap Sistem Proporsional Tertutup Khianati Demokrasi Rakyat

Fitur di atas memang masih disesuaikan untuk level daerah karena PSI belum memenuhi syarat masuk ke Senayan.

Dari fitur-fitur yang tersedia di Aplikasi Solidaritas itu, fitur penilaian kinerja anggota dewan menarik perhatian. Hal ini penting bagi konsituten, bagi rakyat, agar berani mengapresiasi maupun memberi sanksi kepada anggota dewan.

Dari sisi anggota dewan, maka rating tersebut dapat menjadi penyemangat bila diberi rating baik atau pecutan agar bekerja lebih baik lagi bila ratingnya kurang baik. Sementara, dari sisi rakyat, ada data yang jelas untuk mengetahui sepak terjang dari anggota dewan tertentu.

Selain itu, fitur yang tidak kalah menarik adalah laporan pengaduan. Beberapa jurnal akademis telah meriset bahwa anggota DPR responsif dalam menyerap aspirasi masyarakat. Langkah positif itu bisa semakin apik bila laporan pengaduan bisa dilakukan dari gawai pintar tiap individu.

Tiap laporan pun sepatutnya memakai sistem ticketing. Dengan demikian, bisa diketahui sejauh mana laporan tersebut direspon.

Laporan dari sebuah kantor agensi digital Galactic Fed, salah satu tren digital 2023 adalah personalisasi. Dua fitur dari Aplikasi Solidaritas di atas tentunya bermuara pada personalisasi.

Personalisasi ini penting terutama dalam merawat hubungan politik dan generasi muda bangsa, di mana politik itu harus bisa dijangkau dari layar sentuh gawai pintar mereka.

Visi dan semangat PSI menuju partai digital sudah ada, tapi kembali dalam hasil penelitian saya bahwa partai tersebut belum menjelma sebagai partai digital. Faktor utama yang menjadi penghambat adalah keterbatasan dana.

Komunikasi Politik Akan Bisa Lebih Bakk

Partai-partai politik lainnya di Indonesia, perlu mengadopsi langkah PSI. Memang sudah ada beberapa partai yang memiliki aplikasi seperti Nasdem, Golkar, dan Perindo. Harus diakui perlu ada kajian tersendiri secara mendalam untuk menentukan apakah partai-partai tersebut sudah memasukkan roh partai digital di dalamnya.

Komunikasi politik di Indonesia barangkali bisa lebih baik bila partai politik mencoba untuk mengadopsi semangat partai digital.

Kinerja partai politik akan lebih dituntut untuk transparan. Partisipasi masyarakat, terutama dari generasi muda, akan lebih tinggi. Tidak hanya itu, ada rasa keterikatan secara emosional terhadap kebijakan karena tiap kebijakan melibatkan para anggotanya.

Sudah saatnya partai digital dihadirkan di Indonesia, mungkinkah (atau maukah)?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com