KOMPAS.com - Kelompok Rohingya kembali terdampar di perairan Aceh, tepatnya di Pantai Kuala Gigieng Lamnga, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto mengatakan, jumlah imigran yang terdampar pada Minggu (8/1/2023) siang ini sebanyak 184 jiwa.
"Hasil penghitungan bersama yang disaksikan pihak UNHCR, IOM, TNI, dan instansi terkait lainnya, jumlah mereka yang terdampar adalah 184 orang," kata Joko, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu.
Terdamparnya kelompok Rohingya di Aceh bukan kali pertama ini terjadi.
Catatan Kompas.id, Rohingnya pertama kali mendarat di Aceh pada 2011. Kala itu, warga setempat menyebut mereka sebagai manusia perahu.
Kendati demikian, gelombang Rohingnya terus tiba hingga awal 2023. Tercatat, sudah belasan kali mereka masuk ke Aceh dengan total penumpang 1.802 orang sejak 2011.
Lalu, siapa itu Rohingya?
Baca juga: Lagi, Imigran Rohingya Terdampar di Aceh Besar
Rohingya adalah kaum minoritas Muslim yang sebagian besar tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Dilansir dari Kompas.com (28/12/2022), mereka memiliki bahasa dan budaya sendiri, berbeda dari orang Myanmar yang hampir 90 persen beragama Buddha.
Secara fisik dan budaya, etnis Rohingya lebih mirip orang-orang Bangladesh dan India daripada dengan Suku Bamar, kelompok etnis terbesar di Myanmar.
Menurut catatan beberapa sumber, Rohingya adalah keturunan pedagang dan tentara Arab, Turki, atau Mongol.
Pada abad ke-15, keturunan pedagang dan tentara itu disebut bermigrasi ke negara bagian Rakhine.
Selama berabad-abad, pedagang Muslim pun berbaur dengan para pendatang dari Bangladesh dan India, hingga membentuk etnis Rohingya.
Selama itu pula, mereka sebagai kelompok Muslim minoritas, hidup damai di wilayah Rakhine bersama umat Buddha.
Baca juga: Mengapa Rohingya Dibenci di Myanmar?
Konflik antara etnis Rohingya dengan penduduk asli Myanmar mulai terjadi pada akhir abad ke-18, saat Inggris datang dan menjadikan Myanmar sebagai koloni.