Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Sunardi Siswodiharjo
Food Engineer dan Praktisi Kebugaran

Food engineer; R&D manager–multinational food corporation (2009 – 2019); Pemerhati masalah nutrisi dan kesehatan.

Tahun Baru dan Momentum Mengubah Perilaku

Kompas.com - 27/12/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MEMILIKI tujuan dan ambisi dalam hidup dapat membantu kita mencapai berbagai hal serta rasa pencapaian atau sense of accomplishment yang menjadi salah satu dari lima kunci kebahagiaan. Bahkan hanya dengan berusaha dan berproses untuk mencapai tujuan tersebut sejatinya sudah sanggup memberikan rasa bahagia. Begitulah gagasan sang pendiri psikologi positif, Martin Elias Peter Seligman.

Awal tahun baru agaknya sudah menjadi simbol dari awal yang baru. Resolusi tahun baru adalah ikhtiar yang umum dilakukan banyak orang untuk memotivasi diri sendiri dengan menetapkan tujuan pribadi yang baru.

Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan Woolley dan Fishbach (2017) bertajuk “Immediate Rewards Predict Adherence to Long-term Goals" menyebutkan sebasar 55,2 persen resolusi tahun baru berhubungan dengan kesehatan. Contohnya berharap lebih sering berolah raga, lebih banyak diet sehat, serta ingin mempunyai kebiasaan hidup yang lebih sehat.

Baca juga: Bagaimana agar Resolusi Tahun Baru Bisa Tercapai Menurut Sains?

Sisanya resolusi terkait dengan pekerjaan misalnya ingin menabung, terbebas dari utang, dan mempelajari sesuatu yang baru.

Ada juga resolusi dengan target bernuansa sosial, misalnya membantu orang lain, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan menikmati hidup.

Resolusi tahun baru biasanya selalu berhubungan dengan harapan baru yang serupa dengan kebiasaan baru. Salah satu tantangan terbesar dari resolusi tahun baru adalah rasa bosan yang mendera saat menjalani kebiasaan-kebiasaan baru yang terasa lama dan lambat tetapi belum kunjung memberikan hasil yang signifikan.

Agar resolusi yang sudah kita buat berhasil, bahkan berkelanjutan, serta tidak menjadi harapan kosong, maka penting mengetahui apa rahasia suksesnya dan apa rahasia kegagalannya.

Time Inconsistency

Istilah time inconsistency sebenarnya lebih sering digunakan oleh para pakar ekonomi perilaku. Terminologi tersebut menjelaskan bahwa cara kerja otak kita dalam mengevaluasi ganjaran (reward), tidak konsisten terhadap waktu, yakni kita cenderung menghargai masa kini daripada masa mendatang.

Hal seperti ini juga sering disebut dengan hyperbolic discounting. Artinya “ganjaran yang pasti pada masa kini umumnya lebih dihargai daripada masa mendatang.”

Sesuatu yang mendapat ganjaran yang langsung bisa dirasakan akan cenderung diulang, sementara sesuatu yang menghasilkan hukuman yang langsung bisa dirasakan akan cenderung dihindari (Clear, 2022). Itulah hukum atau aturan tertinggi perubahan perilaku.

Namun pada kenyataannya hal itu juga sering menimbulkan masalah. Contoh nyata persoalan yang muncul karena berlakunya kaidah tersebut adalah para perokok yang tetap merokok padahal mengetahui kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko menderita penaykit kanker paru.

Contoh lain, misalnya, orang yang tetap makan secara berlebihan meskipun tahu risiko obesitasnya meningkat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+