Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus HIV Anak di Indonesia Tembus 12.553, Waspadai Tanda Gejalanya!

Kompas.com - 30/11/2022, 17:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus HIV yang menimpa anak di Indonesia tembus hingga 12.553. Mayoritas berusia di bawah 4 tahun dengan angka kasus 4.764 orang.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, secara keseluruhan, anak-anak yang terinfeksi HIV itu berusia di bawah 14 tahun.

"Kalau dilihat jumlahnya, usia kurang dari empat tahun itu lebih dominan pada anak dengan HIV. Dan kalau dilihat dari total, itu ada sekitar 12.533 anak usia 14 tahun ke bawah yang diketahui status HIV-nya," ujarnya, diberitakan oleh Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Adapun catatan data kasus HIV anak di Indonesia itu merupakan akumulasi dari 2020 hingga September 2022.

Baca juga: Gejala HIV dari Waktu ke Waktu, Ini Tahapannya

Kasus HIV pada anak

Kasus HIV pada anak tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lainnya, seperti Amerika Serikat.

Dilansir dari Medical News Today, HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan beberapa jenis kanker.

Pada anak yang belum memiliki kekebalan yang sempurna, paparan virus HIV akan membuat infeksi yang lebih parah.

Gejala HIV pada anak

Masih dari laman yang sama, anak-anak yang terpapar HIV akan menunjukkan beragam gejala.

Gejala HIV pada anak itu cenderung berbeda-beda tergantung pada usia mereka.

Berikut gejala HIV pada anak:

1. Usia 0 - 1 tahun

  • Keterlambatan perkembangan fisik
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Diare
  • Perut membengkak
  • Infeksi di mulut atau sariawan
  • Radang paru-paru.

Status HIV pada bayi mungkin sulit ditentukan, sehingga perlu dilakukan tes berulang.

Baca juga: Gejala HIV dari Waktu ke Waktu, Ini Tahapannya

Salah satu gejala HIV pada anak adalah sariawan.SHUTTERSTOCK Salah satu gejala HIV pada anak adalah sariawan.

2. Usia lebih dari 1 tahun

Anak-anak yang terpapar HIV di usia lebih dari 1 tahun bisa menunjukkan gejala ringan, sedang, atau berat. Berikut rinciannya:

a. Gejala ringan

  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Kelenjar ludah membengkak
  • Ruam gatal
  • Infeksi telinga atau sinus yang konstan dan berulang
  • Pembengkakan perut.

b. Gejala sedang

  • Peradangan dan pembengkakan jaringan paru-paru
  • Diare yang berulang
  • Kandidiasis mulut yang berlangsung selama 2 bulan
  • Radang hati
  • Penyakit ginjal
  • Demam selama 1 bulan
  • Muncul cacar air.

c. Gejala parah

  • Mengalami dua infeksi bakteri serius dalam 1 tahun
  • Radang otak
  • Infeksi jamur di paru-paru atau saluran napas
  • Mengalami PCP (Pneumonia Pneumocystis).

Baca juga: Penderita HIV/AIDS Gunungkidul Mayoritas Pria, Apa Saja Gejala HIV pada Laki-laki?

Penularan HIV pada anak

Menurut Standford Medicine Children's Health, penularan virus HIV bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya:

1. Transmisi vertikal

HIV bisa menular ke bayi yang baru saja lahir dari ibunya yang sudah terinfeksi virus tersebut.

Penularan HIV pada anak ini bisa terjadi selama kehamilan, saat persalinan, atau bahkan ketika menyusui.

2. Transmisi horisontal (kontak seksual)

Pada remaja, penularan HIB bisa terjadi melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi.

Virus HIV bisa saja masuk ke dalam tubuh melalui lapisan agina, vulva, penis, rektum, atau jaringan yang terkelupas atau teriritasi pada lapisan mulut melalui aktivitas seksual.

3. Kontaminasi darah

HIV juga bisa menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Namun, risiko ini sangat rendah mengingat skrining ketat pada darah yang akan didonorkan.

4. Jarum

Penggunaan jarum suntik yang sudah terpapar oleh orang yang terinfeksi virus juga bisa menjadi media penularan HIV. Namun, di dunia medis, penularan ini sangat jarang terjadi.

Baca juga: Rasa Aman adalah Pencegahan Penularan HIV/AIDS Sesungguhnya

Pengobatan HIV pada anak

Hingga saat ini, HIV tidak bisa disembuhkan begitu saja. Namun, konsumsi sejumlah olat dan pemeriksaan berkala bisa memberikan kesempatan hidup yang lebih lama.

Banyak anak yang didiagnosis mengidap HIV namun bisa berumur panjang karena mengikuti pengobatan yang disarankan dokter.

Dikutip dari Healthline, perawatan utama untuk anak-anak yang terkena HIV adalah terapi antiretroviral.

Namun, perawatan HIV pada pasien anak-anak memerlukan beberapa pertimbangan khusus, seperti usia, pertumbuhan, dan tahap perkembangan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infigrafik: Hari AIDS Sedunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com