Bangunan tahan gempa berdiri menggunakan bahan bangunan yang berkualitas baik dan menggunakan proses pengerjaan yang benar.
Bahan bangunan yang dimaksud yakni beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan kayu.
Untuk detail pemilihan bahan bangunan yang dimaksud bisa dicek di laman ini.
Kemudian, dalam pembangunan rumah tahan gempa proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (22/11/2022), seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa harus menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara proporsional.
Struktur bangunan juga harus bersifat daktail/elastis sehingga dapat bertahan apabila mengalami perubahan bentuk pada saat terjadi gempa.
Hubungan antar-elemen struktur bangunan rumah tinggal tahan gempa terdiri dari:
Untuk menghubungkan pondasi ke balok pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak paling jauh tiap angkur adalah 1 meter.
Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok pengikat/sloof dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta | Editor: Sari Hardiyanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.