Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Aksi Perundungan Siswa SMP di Kota Bandung, Ini Kata Disdik dan Sekolah

Kompas.com - 19/11/2022, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan aksi perundungan atau bully terhadap siswa SMP di Kota Bandung, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun Twitter ini pada Jumat (18/11/2022) malam.

"Bullying di SMP SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan," tulis pengunggah.

Tampak dalam video, seorang siswa dengan baju olahraga biru dipakaikan helm berwarna merah oleh siswa berpakaian batik biru.

Setelah helm terpasang, terduga pelaku tadi tiba-tiba meluncurkan beberapa kali tendangan dan pukulan pada kepala korban.

Korban yang saat itu tengah duduk pun oleng dan jatuh ke kanan dengan posisi tengkurap.

Di akhir video, setelah korban berada di lantai, siswa yang melakukan perundungan kemudian menindihnya.

Kompas.com telah berupaya menghubungi pengunggah melalui pesan langsung Twitter untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut, tetapi hingga pukul 12.30 WIB, pengunggah tidak merespons.

Lantas, bagaimana respons dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung?

Baca juga: Viral, Video Uang 1.0 Disebut Uang Kertas Baru Rp 1 Juta, Ini Kata Peruri

Tanggapan Disdik Kota Bandung

Menanggapi kabar aksi perundungan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung segera menindaklanjutinya.

Hal ini berdasarkan laporan yang diterima pada Jumat (18/11/2022), berkaitan dengan perundungan di lingkungan sekolah pada Kamis (17/11/2022).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan, pihaknya langsung berkomunikasi dengan sekolah tempat aksi perundungan terjadi.

Disdik Kota Bandung melalui para pengawas sekolah juga telah melakukan pertemuan dengan para siswa yang terlibat didampingi Kepolisian Sektor (Polsek) setempat.

"Tindaklanjutnya kami sudah menugaskan Pengawas Sekolah serta Tim Pandawa melalui program ROOTS yang akan dipimpin oleh Sabarina Sarah sebagai Fasilitator Nasional Program ROOTS sebagai upaya pendampingan siswa," ujar Hikmat, dalam keterangan resmi, Sabtu (19/11/2022).

Dia melanjutkan, Disdik Kota Bandung telah memberikan pembinaan dan teguran kepada sekolah.

Prioritas saat ini, menurut dia, adalah memberikan pendampingan secara psikologis kepada korban. Kendati demikian, terkait tindak lanjut lain, masih dalam pertimbangan.

Baca juga: Viral, Twit soal Bahaya Buang Ingus Terlalu Keras, Apa Bahayanya?

Berharap tidak terjadi lagi

Hikmat berharap, aksi perundungan di lingkungan sekolah tidak akan pernah terjadi lagi, khususnya di Kota Bandung.

"Untuk Kepala Sekolah, ibu bapak guru, mohon untuk terus pantau kegiatan para siswa. Bimbing, beri pemahaman tentang pendidikan karakter hingga sikap saling menghargai satu sama lain," tutur dia.

Sementara itu, Sekretaris Disdik Kota Bandung Tantan Syurya Santana mengungkapkan, turut prihatin dengan aksi perundungan di wilayahnya.

Tantan menegaskan, peristiwa ini menjadi pembelajaran agar sekolah melakukan langkah-langah untuk mengantisipasi kekerasan di lingkup sekolah.

Dia pun berharap, sekolah lebih bisa menjaga dan melindungi siswa dari tindak kekerasan atau perundungan.

"Tentunya orangtua juga, kami mohon bantuannya untuk berperan di lingkungan keluarga masing-masing," ungkap dia.

Baca juga: Viral Video Siswa SMP di Bandung Pukul dan Tendang Temannya, Berawal Main Tebak-tebakan

Pihak sekolah angkat bicara

Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman Saefullah Abdul Muthalib membenarkan terdapat kejadian tersebut.

Menurut dia, perundungan tersebut terjadi di kelas pada jam ketiga pelajaran.

"Kebetulan guru jam ketiga itu sedang keluar kelas sebentar, ketika itu anak-anak membuat game," ujar Saefullah, dilansir dari Kompas.com yang mengutip TribunJabarSabtu (19/11/2022).

Saat jam kosong, beberapa siswa mengadakan permainan tebak-tebakan, dengan korban yang dipasangkan helm, sementara temannya memukul dari belakang.

"Kemudian menebak siapa (yang memukul) itu permainannya, tapi lama kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali pukulan dengan kaki," katanya.

Korban pun merasa pusing dan terjatuh. Namun, pihaknya membantah bahwa korban pingsan.

"Tidak (pingsan) memang ada yang menginformasikan pingsan, tapi tadi saya tanya katanya tidak pingsan anak itu, setelah ditendang kemudian dia jatuh itu bukan pingsan, pusing mungkin," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com