Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Covid-19 di China Sebabkan Anak 3 Tahun Tewas karena Keterbatasan Akses Medis

Kompas.com - 04/11/2022, 13:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun tewas diduga terpapar kebocoran gas di kompleks perumahan Lanzhuo di barat laut China pada Rabu (2/11/2022).

Kejadian itu berlangsung saat sebagian wilayah China mengalami penguncian wilayah atau lockdown akibat Covid-19. 

Sang ayah berupaya menolong anaknya dengan mencari bantuan medis terdekat, namun sayangnya wilayah tersebut sedang mengalami penguncian wilayah di mana-mana.

Dilansir dari CNN, Kamis (3/11/2022), upaya menyelamatkan anak tersebut tidak mudah. Karena petugas Covid-19 berusaha mencegah pria itu meninggalkan rumah mereka yang berlokasi di Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu, China.

Kisah itu kemudian viral di media sosial China, Weibo, dengan ratusan juta tampilan.

Baca juga: Gejala Umum Covid-19 Berubah, Apa Saja Gejala Barunya?

Kronologi kejadian

Sebagian besar wilayah Lanzhou, termasuk lingkungan tempat bocah itu tinggal, telah dikunci (lockdown) sejak awal Oktober 2022.

Dikutip dari BBC, Kamis (3/11/2022), pria bernama Tuo yang merupakan ayah anak laki-laki itu mengatakan, istrinya menggunakan gas elpiji untuk merebus air dan menghangatkan ruangan, lalu pergi ke kamar mandi pada Selasa, 1 Oktober 2022.

Tak lama kemudian, Tuo mendengar bunyi gedebuk.

Dia bergegas ke kamar dan menemukan istrinya tengah berusaha untuk berdiri. Dia pun langsung mematikan ketel, dan membawa istrinya ke tempat tidur, lalu mulai melakukan CPR.

Setelah kondisi istrinya membaik, ia menemukan putranya Wenxuan yang sedang tidur telah kehilangan kesadaran. Meskipun menerima CPR, anak berusia tiga tahun itu tetap tidak sadarkan diri meski masih bernapas.

Kedua orang tersebut menunjukkan gejala keracunan gas.

Baca juga: Update Corona 3 November: Covid-19 Naik Lagi, Tertinggi sejak Agustus 2022, Kasus Aktif Tembus 30.000

Sang ayah mengatakan, dia melakukan banyak upaya untuk memanggil ambulans dan polisi, namun gagal.

Lalu dia pergi meminta bantuan dari petugas Covid yang memberlakukan penguncian di kompleks mereka, tetapi pria itu menolaknya dan menyuruh Tuo mencari bantuan dari pejabat di komunitasnya.

Bahkan, ayah itu diminta untuk memanggil ambulans sendiri.

Petugas Covid juga memintanya untuk menunjukkan hasil tes negatif Covid, tetapi sang ayah tidak bisa melakukannya karena tidak ada tes yang dilakukan di kompleks dalam 10 hari terakhir.

Baca juga: Apakah Subvarian XBB Fatalitasnya Lebih Parah dari Omicron?

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com