Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lockdown Covid-19 di China Sebabkan Anak 3 Tahun Tewas karena Keterbatasan Akses Medis

Kejadian itu berlangsung saat sebagian wilayah China mengalami penguncian wilayah atau lockdown akibat Covid-19. 

Sang ayah berupaya menolong anaknya dengan mencari bantuan medis terdekat, namun sayangnya wilayah tersebut sedang mengalami penguncian wilayah di mana-mana.

Dilansir dari CNN, Kamis (3/11/2022), upaya menyelamatkan anak tersebut tidak mudah. Karena petugas Covid-19 berusaha mencegah pria itu meninggalkan rumah mereka yang berlokasi di Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu, China.

Kisah itu kemudian viral di media sosial China, Weibo, dengan ratusan juta tampilan.

Kronologi kejadian

Sebagian besar wilayah Lanzhou, termasuk lingkungan tempat bocah itu tinggal, telah dikunci (lockdown) sejak awal Oktober 2022.

Dikutip dari BBC, Kamis (3/11/2022), pria bernama Tuo yang merupakan ayah anak laki-laki itu mengatakan, istrinya menggunakan gas elpiji untuk merebus air dan menghangatkan ruangan, lalu pergi ke kamar mandi pada Selasa, 1 Oktober 2022.

Tak lama kemudian, Tuo mendengar bunyi gedebuk.

Dia bergegas ke kamar dan menemukan istrinya tengah berusaha untuk berdiri. Dia pun langsung mematikan ketel, dan membawa istrinya ke tempat tidur, lalu mulai melakukan CPR.

Setelah kondisi istrinya membaik, ia menemukan putranya Wenxuan yang sedang tidur telah kehilangan kesadaran. Meskipun menerima CPR, anak berusia tiga tahun itu tetap tidak sadarkan diri meski masih bernapas.

Kedua orang tersebut menunjukkan gejala keracunan gas.

Sang ayah mengatakan, dia melakukan banyak upaya untuk memanggil ambulans dan polisi, namun gagal.

Lalu dia pergi meminta bantuan dari petugas Covid yang memberlakukan penguncian di kompleks mereka, tetapi pria itu menolaknya dan menyuruh Tuo mencari bantuan dari pejabat di komunitasnya.

Bahkan, ayah itu diminta untuk memanggil ambulans sendiri.

Petugas Covid juga memintanya untuk menunjukkan hasil tes negatif Covid, tetapi sang ayah tidak bisa melakukannya karena tidak ada tes yang dilakukan di kompleks dalam 10 hari terakhir.

Dia pun putus asa dan akhirnya membawa putranya keluar, hingga ada seorang penduduk yang membantunya memanggil taksi untuk membawa anak itu ke rumah sakit.

Saat mereka tiba di rumah sakit, dokter menyampaikan kabar bahwa anak tersebut sudah tidak bisa diselamatkan lagi atau sudah meninggal.

Wenxuan meninggal tak lama selepas pukul 15:00 di rumah sakit, setelah sekitar 10 menit berkendara dari rumahnya.

"Anak saya mungkin bisa diselamatkan jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat," ujar sang ayah dalam Weibo.

Sebagai informasi, ambulans baru datang ketika Tuo sudah berangkat ke rumah sakit dengan menggunakan taksi.

Penyataan polisi

Polisi mengatakan, anak itu meninggal karena keracunan karbon monoksida, sementara ibunya tetap di rumah sakit dalam kondisi stabil.

Tidak ada penjelasan dari pejabat Lanzhou terkait kematian bocah berusia 3 tahun tersebut.

Pada Kamis (3/11/2022), pihak berwenang Lanzhou mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kesedihan atas kematian anak itu dan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

Mereka bersumpah untuk secara serius menangani pejabat dan unit kerja yang gagal memfasilitasi penyelamatan tepat waktu untuk bocah itu.

"Kami telah belajar pelajaran yang menyakitkan dari insiden ini dan akan menempatkan orang-orang dan kehidupan mereka sebagai yang utama dalam pekerjaan kami di masa depan," kata pernyataan itu.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/04/130500065/lockdown-covid-19-di-china-sebabkan-anak-3-tahun-tewas-karena-keterbatasan

Terkini Lainnya

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Tren
10 Mei 'Hari Kejepit', Apakah Libur Cuti Bersama?

10 Mei "Hari Kejepit", Apakah Libur Cuti Bersama?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke