Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemecatan Lukas Enembe dan Dilema Partai Demokrat

Kompas.com - 30/09/2022, 12:51 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jerat kasus dugaan korupsi dan gratifikasi yang menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka pada 5 September 2022 lalu masih terus bergulir.

Panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pemeriksaan terhadap Lukas Enembe belum juga terlaksana lantaran berbagai alasan.

Menindaklanjuti hal tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akhirnya buka suara.

Baca juga: Hukuman Mati Koruptor yang Selalu Jadi Wacana

Dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022), AHY memutuskan untuk mengganti Enembe dari posisi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Papua.

"Mengingat Pak Lukas berhalangan untuk melaksanakan tugasnya atau nonaktif, maka kami menunjuk saudara Willem Wandik sebagai pelaksana tugas Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua," ujarnya, dilansir dari Harian Kompas, Kamis (29/9/2022).

Dengan begitu, Willem akan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Demokrat Papua menggantikan Lukas Enembe.

Baca juga: Pro Kontra Wacana Hukuman Mati bagi Koruptor...


Pemberhentian Lukas Enembe

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).KOMPAS.com/ Tatang Guritno Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC), Khoirul Umam mengungkapkan, pemberhentian Lukas Enembe dari posisinya ini merupakan langkah yang tepat.

"Langkah AHY untuk memberhentikan Lukas Enembe selaku Ketua DPD PD Papua merupakan langkah yang tepat," tegas Umam kepada Kompas.com, Jumat (30/9/2022).

"Selain bisa dimanfaatkan untuk menguatkan narasi keberpihakan terhadap agenda anti-korupsi," jelasnya.

Baca juga: Mereka yang Terjerat Korupsi Tahun Ini, dari Rektor hingga Hakim Agung

Tak hanya itu, keputusan AHY tersebut juga dapat menyelamatkan Partai Demokrat dari sasaran tembak arus besar yang menghendaki pengusutan kasus Enembe.

Di sisi lain, Umam mengatakan bahwa pencopotan Lukas Enembe sebagai Ketua DPD PD Papua membuat daya tawar politik Lukas semakin lemah.

Kondisi ini memberikan peluang lebih terbuka bagi KPK untuk segera menyelesaikan kasus ini agar tidak berkepanjangan.

Baca juga: Lukas Enembe Disebut Setor Rp 560 Miliar ke Kasino Judi, Harta Kekayaan Rp 33,7 M, dan Sulitnya Diperiksa

Kasus Lukas Enembe diduga bermuatan politik

Gubernur Papua Lukas EnembeDOK. Humas Pemerintah Provinsi Papua Gubernur Papua Lukas Enembe

AHY juga mengingatkan bahwa kasus yang menimpa Lukas Enembe ini sarat dengan muatan politik yang kental.

Hal itu mengisyaratkan banyaknya aktor besar yang ingin bermain, mengambil untung, dan mengamankan kepentingannya di Papua melalui upaya penyingkiran Lukas dari posisinya sebagai gubernur Papua.

"Kepentingan itu bisa saja terkait pengamanan sumber-sumber logistik dan resources di Papua hingga upaya penggusuran struktur kekuasaan yang selama ini bertahan di Papua," terang Umam.

Baca juga: Daftar 12 Menteri Indonesia yang Terjerat Kasus Korupsi

Menurut Umam, siapa saja yang bisa "mengambil untung" dari tersingkirnya Lukas Enembe akan mampu menguasai sumber-sumber logistik dan pemenangan suara pemilih Papua dalam kontestasi politik 2024 mendatang.

Mengingat, penggunaan sistem noken dalam mekanisme pemungutan suara masih diterapkan di Papua.

Terkait dugaan muatan politik dalam kasus Enembe, Umam juga mengungkapkan agar KPK bisa menunjukkan sikap netralnya.

"Terkait kekhawatiran penegakan hukum yang bersifat tebang pilih, maka KPK harus bisa membuktikan netralitas, independensi, dan profesionalitasnya," tandas Umam.

Kasus dugaan praktik korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe ini menempatkan Partai Demokrat di posisi yang serba sulit.

Di satu sisi, mereka harus mempercayai kadernya sendiri. Namun, di sisi lainnya, Partai Demokrat juga harus menjaga kredibilitas partainya dalam narasi besar agenda anti-korupsi.

Baca juga: Penangkapan Adelin Lis dan Daftar Panjang Buronan Kasus Korupsi yang Kabur ke Singapura

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Polemik Dugaan Kasus Korupsi Lukas Enembe

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com