Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bagus, Kurir Ekspedisi yang Kerap Bantu Warga agar Terhindar dari Penipuan Barang Abal-abal

Kompas.com - 30/09/2022, 12:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bekerja sebagai kurir ekspedisi bagi Bagus Armanto (34), tak melulu soal mengantarkan barang ke customer.

Ada banyak hal positif yang bisa dilakukannya sembari bekerja mencari nafkah mengantarkan paket konsumen.

Baru-baru ini, video-videonya yang sedang mengedukasi dan memberitahu customer seputar keaslian barang mendapat banyak apresiasi dari warganet.

Baca juga: Viral, Video Semburan Lumpur di Ogan Ilir, Ini Dugaan Penyebabnya

Dalam salah satu unggahan di akun Instagram-nya, Bagus tak langsung memberikan paket berisi ponsel kepada konsumen, seorang wanita paruh baya.

Namun, ia terlebih dahulu menanyai jenis, harga, dan toko penjual ponsel.

Berdasarkan pengakuan nenek tersebut, ponsel itu dibeli oleh cucunya melalui salah satu marketplace dengan harga Rp 1,1 juta.

"Ini kan harganya lumayan, takutnya isinya tidak sesuai. Itu kalau enggak salah yang HP China RAM 12GB yang memorinya 512GB?" kata Bagus dalam video tersebut.

"Kalau boleh saran ya, Mbak, itu handphone-nya enggak sesuai, karena sudah banyak juga yang tertipu," sambungnya.

Baca juga: Viral, Video Kurir Ekspedisi Kerap Cegah Penipuan Barang Abal-abal


Kasihan terhadap konsumen yang tertipu

Bagus Armanto (34), kurir ekspedisi yang kerap edukasi warga soal barang abal-abal Bagus Armanto (34), kurir ekspedisi yang kerap edukasi warga soal barang abal-abal

Setelah berbicara panjang lebar, keduanya sepakat untuk return atau mengembalikan barang tersebut.

Kepada Kompas.com, Rabu (28/9/2022), Bagus mengaku sudah sejak lama melakukan edukasi terhadap konsumen soal keaslian.

Namun, ia baru mengabadikan aksinya itu sejak 2-3 bulan yang lalu.

Baca juga: Viral, Unggahan Pengguna J&T Kirim Paket tapi Tak Kunjung Sampai, Ini Penjelasan J&T

Bagus mengatakan, ia melakukan edukasi tersebut karena merasa kasihan kepada warga yang tertipu dengan barang abal-abal.

"Kalau dari segi jobdesk, kita ngantar paket, nyampe ke customer, dan antar barang, sudah cukup. Cuma kan harus mikir juga, kalau orang lain ketipu tega enggak sih," kata pria asal Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur itu.

"Dengan harga Rp 1 jutaan kan, orang pasti mengumpulkan uang dulu untuk membelikan anak atau cucunya," sambungnya.

Baca juga: Cara Lapor Paket Rusak atau Hilang di JNE, J&T, dan SiCepat

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com