Selain itu, survei CSIS tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 43,9 persen pemilih muda mengaku tidak bebas menyampaikan kritik terhadap pemerintah.
Sebanyak 54,3 persen responden merasa bebas mengkritik pemerintah, sementara 1,8 persen lainnya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
"Ada satu indikator yang publik di populasi muda ini terbelah, terutama soal kebebasan dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah," kata Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes dalam konferensi pers, Senin (26/9/2022).
Menurutnya, hasil tersebut menjadi salah satu faktor penilaian kepuasan publik terhadap keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
Kendati demikian, beberapa indikator kebebasan sipil lainnya tergolong cukup baik.
Baca juga: Survei CSIS: 43,9 Persen Pemilih Muda Merasa Tak Bebas Kritik Pemerintah
Dalam hasil survei tersebut, responden yang merasa bebas menyampaikan pendapat di muka umum ada sebanyak 71,1 persen.
Kemudian kebebasan pers (71,1 persen), bebas berekspresi di ruang publik (73,7 persen), bebas berserikat, berkumpul, dan berorganisasi (82 persen), serta kebebasan akademik (82,7 persen).
Sebagai informasi, penarikan sampel dalam survei ini sepenuhnya dilakukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling.
Penarikan sampel ini mempertimbangkan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk pada setiap provinsi, proporsi perempuan dan laki-laki, serta kategori desa dan kota.
Jumlah responden yang terlibat sebanyak 1.200 orang dari 34 provinsi.
Setelah dilakukan proses kendali mutu, data yang valid untuk dianalisis sebesar 1.192 sampel dengan margin of error sekitar 2,84 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.