Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Gula Tak Ada AKG? Ini Alasannya

Kompas.com - 26/09/2022, 16:01 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Topik seputar gula tengah banyak dibahas di media sosial, setelah muncul keluhan dari pelanggan terkait rasa kemanisan pada salah satu merek minuman kekinian.

Seperti diketahui, tidak semua produk menampilkan kadar gula pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Nutrition Facts.

Sedangkan untuk lemak total, protein, sodium, dan lainnya terpampang persentase nilai AKG-nya.

Lalu, mengapa gula tidak ada AKG-nya?

Baca juga: 15 Makanan dan Minuman yang Tinggi Gula, Apa Saja?

Penjelasan dokter

Dokter sekaligus ahli nutrisi, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum., mengatakan bahwa memang ada label komposisi suatu pangan kemasan yang tidak ada patokan AKG pada kolom gula.

Menurut dia, hal itu dikarenakan gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan manusia.

"Karena gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan manusia," ujar Tan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/9/2022).

"Manusia butuh karbohidrat yang oleh tubuh dipecah dan diurai otomatis menjadi gula darah," lanjut dia.

Ia menambahkan, gula yang dimaksud tidak selalu berbentuk gula pasir, melainkan kandungan gula yang juga ada pada kecap, puding, makanan kemasan, dan makanan bergula lainnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan batas konsumsi gula per orang per hari sebesar 50 gram atau sekitar 4 sendok makan.

Angka ini dinilai masih jauh lebih toleran dibanding batas konsumsi gula yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO merekomendasikan anak-anak dan orang dewasa untuk membatasi konsumsi gula mereka, setidaknya pada batas 25 gram atau sekitar 6 sendok makan per hari.

Gula tersembunyi

Selain itu, pada sejumlah produk makanan pun tidak jarang kita melihat adanya kandungan gula tersembunyi.

Tan menjelaskan, ada beberapa contoh adanya gula tersembunyi dalam suatu produk, yakni:

  1. Diberi nama lain (biasanya berakhiran dengan-ol, seperti manitol, sorbitol, xylitol, dan lainnya).
  2. Diimbuhi madu (madu juga merupakan gula fruktosa), gula aren, gula merah, dan sebagainya.
  3. Istilah "sirup jagung"/high fructose corn syrup yang sebenarnya adalah produk olahan pabrik.

Baca juga: Ramai soal Minuman Manis, Berapa Batas Konsumsi Gula Harian bagi Anak-anak dan Dewasa?

15 tanda kecanduan gula

Ilustrasi harga gula. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi harga gula.
Saking banyaknya produk makanan maupun minuman di sekitar kita yang mengandung gula tambahan, Tan juga menyampaikan, ada beberapa tanda seseorang sudah kecanduan gula, yakni:

  1. Sanggup makan hingga kenyang, seperti makan makanan manis, bertepung, dan mengandung lemak.
  2. Terasa lapar, padahal belum lama sudah makan porsi lengkap
  3. Sanggup makan yang manis-manis sekalipun tidak begitu lapar
  4. Berpaling menuju makanan manis ketika sedih atau jengkel
  5. Saat segala sesuatunya tidak baik, rasanya butuh lebih banyak gula untuk merasa lebih baik
  6. Rencana ingin makan sepotong kecil, tahu-tahu bisa menghabiskan porsi lebih besar
  7. Sulit membatasi makanan bertepung, manis atau mengandung lemak
  8. Susah berhenti begitu mulai makan makanan bertepung, cemilan, dan yang manis
  9. Kebiasaan makan memberi dampak pada kehidupan sosial, kerja, dan kemampuan fisik
  10. Rasanya tidak mungkin berpegang teguuh pada resolusi pola makan sehat
  11. Rasanya ingin mengunyah sesuatu yang manis setelah makan siang/malam
  12. Diam-diam makan permen atau cokelat tanpa sepengetahuan orang lain
  13. Jika mengiris sepotong kecil kue, ada dorongan untuk tambah
  14. Kepala berat dan mengantuk setelah makan besar (atau makan di sore hari)
  15. Merasa malu bahkan tertekan karena kebiasaan pola makan sendiri 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com