Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gurgur Manurung
Tenaga Ahli Komisi VI DPR RI

Alumni Pasca Sarjana IPB Bogor bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Indonesia Kuat jika Nasib Petani Jadi Prioritas Kebijakan Negara

Kompas.com - 24/09/2022, 14:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Padahal, pupuk bersubsidi yang sangat terbatas menjadi sumber persoalan. Pemerintah menugaskan PT Pupuk Indonesia dengan cara PSO tetapi dana PSO itu terlambat dibayar.

Selain terlambat bayar, pupuk yang tersedia juga acapkali salah sasaran akibat penegakan hukum yang lemah.

Hal inilah yang terjadi dan petani yang berharap mendapat subsidi menunggu. Tanaman mereka lalu jadi gagal panen akibat pupuk tidak tersedia.

Bicara pupuk identik dengan kelangkaan stok, harga yang mahal, penyelewenagan, manipulasi. 

Petani identik dengan pemasalahan

Berbicara ketahanan pangan berarti bicara petani. Berbicara petani berarti bicara lahan, benih, pupuk, teknologi produksi pertanian, teknologi pasca panen, dan harga.

Sayangnya, semua itu bermasalah. Lahan tanah adat bermasalah dan nyaris tanpa perlindungan pemerintah. Benih telah dikuasai korporasi. Teknologi nyaris tidak begitu berkembang dan kalaupun berkembang hanya dikuasai kelompok tertentu. Harga hasil pertanian juga tidak stabil.

Ketika terjadi krisis pangan, pemerintah malah membuat food estate. Food estate justru merupakan ancaman bagi petani karena produk estate akan mengganggu produk petani.

Sejak dahulu, petani kita tidak bergairah bekerja karena tidak ada jaminan harga hasil panen akan stabil. Andaikan ada jaminan harga produk pertanian stabil, petani pasti sangat bergairah, bahkan kreatif untuk bertani.

Jika harga tabil, petani kita akan melahirkan inovasi secara terus-menerus untuk meningkatkan produksi.

Jika food estate berproduksi dan hasil produksinya dilempar ke pasar, produk food estate akan menang dibanding produk petani tradisional.

Baca juga: Hari Tani dan Nasib Petani

Dengan kalahnya produk petani tradisional, nasib mereka akan semakin terpuruk. Akibatnya, ketika terjadi pendemi Covid-19 seperti beberapa waktu lalu, para petani malah diberi beras, telur, dan kebutuhan pokok yang sebenarnya sangat mudah dihasilkan petani sendiri.

Pemerintah kita, sejak Orde Baru gagal merangsang petani untuk kreatif. Sangat ironis, petani justru dikasih beras dan telur ayam.

Petani harus mendapat prioritas negara

Di Hari Tani Nasional ini, mari kita berkomitmen untuk memberikan kedaulatan kepada petani dengan menyediakan lahan bagi petani. Petani harus dilatih untuk memproduksi bibit unggul.

Teknologi pertanian harus yang berpihak kepada rakyat dan difasilitasi pemerintah. Dengan kestabilan harga produk pertanian, pemerintah harus memfasilitasi petani untuk memproduksi sesuatu yang bernilai lebih.

Terkait pupuk, pemerintah harus prioritaskan PSO dibandingan pengeluaran lain. Kita harus menyadari, prioritas hidup manusia adalah pangan. Sehebat apapun suksesnya usaha kecil menengah (UKM) dan pertumbuhan ekonomi, tanpa ketersediaan pangan, hal itu merupakan kesia-siaan.

Justru sangat mengherankan bahwa keberpihakan terhadap petani tidak menjadi prioritas. Jika ingin ketahaan pangan terjamin, negara harus memprioritaskan kebutuhan petani seperti ladang, pelatihan pembuatan benih unggul, keterampilan membuat pupuk organik, prioritas PSO untuk pupuk, teknologi pertanian, dan harga produk pertanian dikendalikan.

Jika kebijakan yang melindungi petani tidak segera dilakukan, petani akan makin menjadi beban negara. Rakyat yang sejatinya produktif membangun negara akan menjadi beban negara.

Slogan yang mengatakan, tidak ada nasi di meja makan tanpa ada jerih payah petani, harus menjadi renungan kita bersama yang kemudian diwujudkan agar petani sejahtera dan daya tahan negara kita kuat.

Selamat Hari Tani!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com