Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Material Peti Mati dan Perhiasan Ratu Elizabeth II pada Pemakaman Hari Ini

Kompas.com - 19/09/2022, 13:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sumber Marca

KOMPAS.com - Upacara pemakaman Ratu Elizabeth II akan dilaksanakan hari ini, Senin (19/9/2022), di Westminster Abbey, London.

Pemakaman itu dihadiri oleh ratusan pejabat asing, keluarga kerajaan, politisi, hingga sejumlah masyarakat yang terpilih.

Terdapat banyak hal yang menarik perhatian dunia terkait dengan tradisi pemakaman pemimpin terlama Kerajaan Inggris itu.

Dua di antaranya adalah peti mati yang digunakan Ratu Elizabeth II dan perhiasan yang ikut dikebumikan bersama jasad Ratu.

Lantas seperti apa detail peti mati dan ragam perhiasan milik Ratu Elizabeth yang dikebumikan hari ini?

Baca juga: Negara yang Tidak Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth II, Mana Saja?


Peti mati dari kayu berlapis timah hitam

Peti mati Ratu Elizabeth II terbuat dari material kayu ek yang berlapis timah. Peti seperti ini sudah menjadi tradisi bagi Kerajaan Inggris.

Sebelumnya, mendiang suami Elizabeth II, Pangeran Philip yang meninggal setahun yang lalu juga menggunakan peti yang sama. Begitupun dengan Putri Diana, mantan isteri Raja Charles III yang meninggal pada 1997.

Menurut SAMAA, peti mati Ratu Elizabeth itu sudah dibuat sejak 32 tahun yang lalu. Kayu ek yang menjadi material utama peti tersebut merupakan kayu ek Inggris yang mulai langka.

Peti mati itu dirancang khusus untuk menyimpan perlengkapan berharga yang akan dikubur bersama Ratu Elizabeth II.

Selain itu, peti mati Ratu Elizabeth juga memiliki pegangan kuningan yang didesain secara unik untuk peti mati kerajaan.

Cucu-cucu Ratu Elizabeth II berjaga-jaga di sekitar peti mati Ratu Elizabeth II, terbungkus Standar Kerajaan dengan Mahkota Negara Kekaisaran dan bola dan tongkat kerajaan, tergeletak di catafalque di Westminster Hall, di Istana Westminster di London pada 17 September 2022, menjelang pemakamannya pada Senin.AFP PHOTO/AARON CHOWN Cucu-cucu Ratu Elizabeth II berjaga-jaga di sekitar peti mati Ratu Elizabeth II, terbungkus Standar Kerajaan dengan Mahkota Negara Kekaisaran dan bola dan tongkat kerajaan, tergeletak di catafalque di Westminster Hall, di Istana Westminster di London pada 17 September 2022, menjelang pemakamannya pada Senin.

Tak sampai di situ, peti mati Ratu Elizabeh II juga dilapisi dengan timah.

Dilansir dari Marca, timah hitam atau timbal dipilih menjadi pelapis peti mati Ratu Elizabeth II lantaran memiliki keistimewaan berupa memperlambat pembusukan mayat. Hal itu sesuai dengan keinginan Ratu Elizabeth II.

Lapisan timbal tersebut membuat peti mati Ratu Elizabeth II kedap udara sehingga mencegah masuknya uap air.

Namun, lapisan timbal itu membuat peti tersebut jauh lebih berat ketika diangkat. Peti mati Ratu Elizabeth membutuhkan delapan pengusung jenazah untuk memindahkannya.

Selama 10 hari sebelum pemakaman, peti itu mengangkut jasad Ratu Elizabeth II dan membawanya ke seluruh negeri.

Baca juga: Alasan Pangeran Andrew dan Pangeran Harry Bisa Kembali Pakai Seragam Militer Saat Jaga Peti Ratu Elizabeth II

Perhiasan yang dibawa Ratu Elizabeth II

Dikutip dari Marca, seorang ahli mengklaim bahwa Ratu Elizabeth II tidak akan membawa banyak perhiasan ketika dimakamkan di Kapel Memorial George VI.

Kepala komunikasi di Natural Diamond Council Lisa Levinson mengatakan, Ratu hanya membawa beberapa perhiasan saat dikuburkan.

"Yang Mulia adalah seorang wanita yang sangat rendah hati, yang tidak mungkin mengenakan apa pun kecuali cincin kawin emas Welsh sederhana dan sepasang anting mutiara," ujarnya.

Cincin kawin Ratu itu terbuat dari emas milik tambang Clogau St David. Orang tua Ratu, George VI dan Elizabeth memberikan perhiasan itu sebagai hadiah kepada Ratu.

Adapun cincin tunangan Ratu, Levinson melanjutkan, kemungkinan besar sudah diserahkan Ratu Elizabeth II kepada Putri Anne.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com