Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Drs. I Ketut  Suweca, M.Si
PNS dan Dosen Ilmu Komunikasi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Pencinta dunia literasi

Mengapa dan Bagaimana Menulis Buku?

Kompas.com - 09/07/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagaimana menulis buku?

Menulis buku tentu bukan pekerjaan yang mudah. Para penulis buku yang berpengalaman tentu sudah menjalani bagaimana suka-dukanya.

Diperlukan persyaratan tertentu untuk menjadi penulis buku. Misalnya, mesti mampu menguasai bahasa tulis dengan baik dan benar, mampu berpikir logis dan sistematis, memiliki tema tulisan yang benar-benar dikuasai, dan paham dengan teknik penulisan dan ikhwal penerbitan buku.

Memahami itu saja belum juga cukup. Yang berikutnya, diperlukan komitmen untuk menghasilkan buku. Ya, semacam tekad yang kuat untuk menulis buku.

Diperlukan juga konsistensi dalam prosesnya. Menulis buku tidak sekali jadi, sekali dikerjakan lantas selesai, melainkan butuh waktu yang panjang. Tanpa konsistensi, buku yang diidam-idamkan tidak akan pernah selesai.

Kita mungkin sering melihat ada sejumlah buku yang acapkali memiliki banyak halaman, lebih dari 150 halaman. Ada yang sampai 500 halaman, bahkan lebih.

Melihat banyak buku yang setebal itu, mungkin saja nyali kita yang tidak terbiasa menulis panjang menjadi ciut. Di dalam hati bertanya, bisa tidak ya menulis buku setebal itu? Sepertinya tidak bisa.

Lalu, terpikir lagi, banyak pengarang yang bisa menulis ratusan halaman buku. Bagaimana mereka melakukannya?

Tidakkah mereka merasa bosan dalam menjalani prosesnya, tidakkah mereka didera banyak kesibukan karena kebanyakan dari mereka adalah profesional yang sibuk?

Mengalokasikan waktu menulis

Kalau ditelusuri lebih jauh, sebetulnya menulis buku adalah masalah pengaturan waktu saja. Di samping dibutuhkan komitmen di awal dan konsistensi dalam pengerjaannya, pengaturan waktu menjadi bagian yang menentukan.

Penulis buku biasanya mengalokasikan waktunya sedemikian rupa sehingga selalu ada kesempatan baginya untuk menulis, betapa pun sibuknya. Kesibukan dengan berbagai kegiatan tidak menjadi alasan untuk tidak menulis.

Ia bisa mengalokasikan waktu menulis di sela-sela kesibukan yang mungkin saja sangat padat. Misalnya, ia memilih waktu menulis pada pukul 04.00 sampai pukul 06.00, sebelum mempersiapkan diri berangkat kerja.

Atau, dia mengalokasikan waktu malam hari sekitar pukul 21.00 – 23.00, saat orang lain bersiap-siap untuk tidur. Ia senantiasa berusaha untuk mentaati waktu yang ditetapkannya sendiri.

Kalau saja dia bisa menulis setiap hari sebanyak 3 halaman, maka dalam sebulan dia akan mampu menulis minimal 75 halaman. Itu pun setelah dikurangi Sabtu dan Minggu untuk istirahat.

Dengan 3 halaman per hari selama 25 hari, ia akan menghasilkan 75 halaman buku dalam sebulan.

Lalu, jika mau bukunya berketebalan 225 halaman, maka ia butuh waktu tiga bulan untuk menulis secara kontinu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com