Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rohmatulloh
Dosen

Dosen Institut Agama Islam An Nur Lampung, Founder Komunitas Sekolah Sadar Energi

Bertafakur di Momentum Hari Arafah

Kompas.com - 08/07/2022, 13:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

UMAT Islam yang sedang menjalankan ibadah haji bersiap-siap untuk melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada 9 Zulhijjah 1443 bertepatan 8 Juli 2022, berdasarkan keputusan Pemerintah Kerajaan Arab saudi.

Hari Arafah merupakan waktu yang ditunggu-tunggu dan memerlukan persiapan yang matang.

Berdasarkan pengalaman, biasanya berbagai persiapan dilakukan dari mulai level individu, regu, rombongan, dan kloter secara intensif agar prosesnya berjalan baik.

Wukuf atau berdiam diri mulai siang hari sampai terbenam matahari menjadi momentum untuk menyibukkan diri dengan memperbanyak tafakur, berdoa, tasbih, tahmid, tahlil, taubat, dan memohon kemurahan Allah SWT.

Dalam tafakur sarat dengan nilai-nilai karakter rasa ingin tahu sehingga membuat kita untuk terus semangat belajar, kreatif, dan inovatif.

Nilai ini menjadi petunjuk untuk mengevaluasi sudah sampai sejauh mana seseorang telah mendayagunakan segala potensi akal yang telah dikaruniakan-Nya selama perjalanan hidupnya.

Tafakur merupakan upaya merenung, memikirkan, atau menimbang-nimbang dengan sungguh-sungguh setiap objek tafakur baik yang tertulis di kitab suci maupun tidak tertulis yang ayat-ayat Tuhan bertebaran di alam semesta.

Allah sebagai Pencipta alam semesta memberikan ruang kebebasan yang bertanggung jawab kepada manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi untuk mengeksplorasi ayat-ayat kauniyah melalui berbagai fenomena dan peristiwa yang terjadi untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat.

Tentu saja ini semua dapat terwujud bagi umat yang mau berpikir, merenungkan, dan mengambil berbagai manfaat dari ciptaan-Nya yang terbentang luas di alam semesta, serta tidak lupa selalu berzikir atas kebesaran-Nya melalui hati, perkataan, dan tindakannya (QS. Ali-Imran [3]: 191).

Inilah yang menjadi pembeda antara umat beragama dan sekuler. Umat beragama seantiasa mengingat dan mengembalikan segala pencapaian ilmu pengetahuan yang telah diraih kepada Tuhan Pemilik Segala Pengetahuan.

Masyarakat sekuler menganggap pencapaian prestasi ilmu (sains, teknologi, dan filsafat) adalah murni hasil kreasi dan usahanya sendiri.

Implikasinya tentu saja dapat dilihat dari pemanfaatnnya yang digunakan untuk merusak alam dan menghancurkan nilia-nilai kemanusiaan.

Namun jika melihat kondisi saat ini, implementasi tafakur sepertinya tidak begitu membudaya di masyarakat.

Indikator ini dapat dilihat secara kasat mata dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang justru banyak berkembang di dunia barat.

Sementara di dunia timur, khususnya di negara-negara mayoritas beragama Islam, tertinggal jauh dan hanya sebagai penikmat saja.

Padahal kalau kita mau bertafakur dari peristiwa kontemporer saat ini saja, misalnya, pandemi Covid-19, banyak sekali ilmu dan teknologi yang dapat dilahirkan.

Di bidang teknologi pembelajaran, ahli pendidikan yang selalu bertafakur justru menjadi peluang untuk menciptakan pembelajaran menyenangkan menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan media untuk menjawab masalah pendidikan.

Begitu juga dengan ahli IT dan lainnya dapat menciptakan teknologinya untuk mendukung bidang pendidikan.

Oleh karena itu guru dan orangtua sejatinya membudayakan tafakur pada anak peserta didik sejak dini di sekolah dan rumah.

Saat liburan sekolah sekarang, biasanya anak mengajak orangtua untuk mengsii waktu libur. Misalnya, ke Pelabuhan Cirebon seperti yang saya lakukan beberapa waktu lalu.

Ada objek tafakur kapal penelitian geologi kelautan yang dapat dikenalkan kepada anak sekaligus membawanya untuk mengajak berpikir dan merenungkan banyak hal yang dapat dieksplorasi di dasar laut untuk menyingkap berbagai ilmu pengetahuan.

Pada momentum hari arafah yang mulia ini, mari kita sibukkan dengan bertafakur untuk melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com