Misteri Penemuan Tiga Mayat Dalam Mobil yang Tenggelam di Perairan Wando

KOMPAS.com - Utas panjang soal misteri penemuan mayat keluarga asal Korea Selatan ramai di media sosial. Utas tersebut diunggah oleh akun ini pada Jumat (1/7/2022).

"Cho Yuna (10), mengajukan izin ke sekolah untuk tinggal di Jeju selama sebulan bersama keluarganya, namun ditemukan tenggelam di dalam mobil di laut Selatan Jeolla. Apakah ini kecelakaan?" tulis pengunggah.

Dalam utasnya tersebut, pengunggah menceritakan runtutan kejadian penemuan 3 mayat yang tenggelam di Perairan Wando, Korea Selatan. Ketiga mayat tersebut ditemukan tenggalam bersama dengan mobil mereka di kedalaman 10 meter.

Hingga Sabtu (2/7/2022), utas tersebut telah disukai oleh 96.800 warganet dan mendapat komentar lebih dari 500 pengguna.

Lantas bagaimana kronologi misteri penemuan mayat satu keluarga itu?

Baca juga: 7 Fakta Pembunuhan Dini Nurdiani, Motifnya Cemburu dan Cinta Segitiga

Kronologi penemuan

Badan Kepolisian Metropolitan Gwangju dan Penjaga Pantai Wando menemukan tiga mayat di dalam mobil di perairan laut dekat Wando, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan pada Rabu (29/6/222).

Ketiga mayat tersebut ditemukan usai pihak kepolisian dan penjaga pantai berhasil menyelamatkan sebuah sedan Audi dari kedalaman 10 meter dekat jaring-jaring yang berjarak kurang dari 100 meter dari Pelabuhan Songgok, yang terletak di barat daya pulau, Selasa (28/6/2022) sore.

Dilansir dari Korea Times, pihak kepolisian sempat menemukan mobil Audi A6 yang dilaporkan menghilang beberapa waktu lalu. Kendati demikian, mereka sempat tidak mengetahui bahwa ada mayat di dalam mobil tersebut.

Sebab, kondisi di dalam kendaraan terlihat sangat gelap dilihat dari jendela mobil. Petugas juga tidak membuka pintu mobil supaya tidak menghilangkan barang bukti di dalamnya.

Kemudian, petugas sepakat untuk mengangkat mobil tersebut ke permukaan di hari berikutnya, pada Rabu (29/6/2022).

Ketiga mayat tersebut diyakini merupakan satu keluarga yang dilaporkan hilang. Diduga kuat mayat tersebut adalah Cho Yoo-na (10) dan kedua orang tuanya dari Gwangju.

Untuk memastikan hal tersebut, pihak kepolisian akan mengidentifikasi ketiga mayat tersebut menggunakan sidik jari dan barang-barang mereka yang ditemukan di dalam mobil. Sebab, mayat tersebut sudah membusuk dan akan dipindahkan ke rumah duka di Gwangju.

Baca juga: Menolak Lamaran, Naira Ashraf Dibunuh di Depan Pintu Masuk Universitas

Keluarga dilaporkan menghilang

Sebelum temuan tiga mayat itu, pihak berwenang telah mengumumkan pencarian besar-besaran di sekitar pulau di lepas pantai Provinsi Jeolla Selatan untuk mencari anggota keluarga yang dilaporkan hilang selama hampir sebulan.

Keluarga tersebut terakhir terlihat sekitar pukul 11 malam pada 30 Mei 2022 ketika meninggalkan wisma yang disewanya di daerah Wando.

Semula, orang tua Cho Yoo-na meminta izin ke sekolah anaknya bahwa mereka akan melakukan perjalanan selama satu bulan ke Pulau Jeju pada Selasa (17/5/2022). Perizinan itu merupakan hal yang umum terjadi di Korea Selatan.

Siswa diperbolehkan belajar melalui experiential learning program sehingga tidak mempengaruhi absensi mereka.

Orang tua Cho Yoo-na mengatakan akan melakukan perjalanan selama satu bulan mulai dari 19 Mei hingga 15 Juni 2022.

Kendati demikian, pihak sekolah melaporkan bahwa Cho Yoo-na tetap tidak hadir di sekolah pada 16 Juni 2022. Pihak sekolah mengaku mengalami kesulitan saat mengubungi mereka melalui telepon.

Alhasil, petugas sekolah mengunjungi rumah Cho Yoo-na dan menemukan kotak surat yang dipenuhi dengan surat belum dibuka dan tidak ada orang di rumah. Mereka akhinya sepakat untuk mengajukan laporan orang hilang ke polisi pada 22 Juni.

Baca juga: Fakta Jane Toppan, Perawat Sadis Pembunuh 31 Pasiennya

Tidak berada di Jeju

Pihak kepolisian menindaklanjuti laporan orang hilang tersebut. Mereka menemukan fakta bahwa keluarga tersebut belum tiba di Jeju. Sebaliknya, keluarga tersebut justru pergi ke Wando dengan sedan Audi mereka pada 23 Mei 2022.

Selama di Wando, keluarga tersebut tinggal di wisma yang telah disewanya selama enam hari, yakni dari 24-31 Mei 2022. Selama mereka tinggal, pemilik wisma mengatakan bahwa keluarga tersebut selalu berada di kamar dan tidak keluar.

Pada 30 Mei 2022, keluarga Cho Yoo-na terlihat meninggalkan wisma pada malam hari sekitar pukul 11 malam waktu setempat, sehari lebih cepat dari jadwal check out.

Petugas menemukan rekaman CCTV yang menampilkan detik-detik ketika keluarga tersebut meninggalkan wisma.

Dalam rekaman tersebut, ibu Cho Yoo-na menggendong anak itu di punggungnya. Sementara ayahnya mengikuti di belakang sambil memegang kantong plastik di tangan kirinya. Ketiganya kemudian terlihat pergi dengan mobil mereka.

Polisi mengatakan ponsel Cho dan ibunya dimatikan di dekat wisma sekitar pukul 12:40 dan 1:09 dini hari.

Sementara ponsel ayahnya dimatikan sekitar pukul 04:15 di dekat Pelabuhan Songgok, sekitar empat kilometer dari wisma.

Baca juga: Misteri Kasus Pembunuhan Mahasiswi di Jepang, Polisi Periksa 75.000 Saksi hingga Janjikan Hadiah Rp 1 Miliar

Diduga terjerat utang

Dikutip dari The Korea Herald, polisi menduga keluarga tersebut bunuh diri karena mengalami kesulitan keuangan.

Pihak Kepolisian Gwangju Selatan menemukan bahwa keluarga tersebut mengalami kerugian finansial usai membeli mata uang kripto Luna.

Dugaan tersebut didasarkan oleh temuan kepolisian yang telah mempelajari riwayat pencarian situs web yang baru-baru ini dikunjungi orang tua Cho Yoo-na.

Pihak berwenang menemukan bahwa orang tua itu mencari Luna beberapa kali di portal internet sampai mereka dilaporkan hilang pada 30 Mei 2022.

"Mereka juga mencari secara online tentang obat tidur dan cara bunuh diri juga," ujar polisi.

Warga yang mengenal keluarga Cho Yoo-na sebelumnya mengatakan bahwa ayah Cho menderita kesulitan setelah menutup bisnisnya yang berhubungan dengan komputer pada Juli 2021.

"Utang kartu kredit keluarga diketahui mencapai lebih dari 100 juta won," terang polisi setempat.