Dari hal itu, peneliti hubungan internasional Indonesia di University of Queensland, Australia, Dr Ahmad Rizky Mardhatillah Umar mengatakan, Indonesia prihatin tentang bagaimana perang akan mempengaruhi kepresidenan G20, serta energi domestik dan ketahanan pangan.
“Indonesia ingin memastikan bahwa Rusia dan negara-negara Barat tidak menjadikan G20 sebagai medan perang untuk memajukan perjuangan mereka,” kata Umar kepada Arab News.
Menurut Umar, karena masih belum jelas apa yang akan diusulkan Indonesia kepada Zelensky dan Putin dalam pertemuan mendatang, kunjungan Jokowi tidak mungkin mengubah situasi di Eropa.
“Indonesia tidak dalam kapasitas untuk menengahi konflik dan menawarkan solusi jangka panjang dan strategis untuk mengakhiri perang,” lanjut Umar.
Baca juga: Apa Alasan Jokowi Berkunjung ke Rusia dan Ukraina Temui Putin dan Zelensky?
Aljazeera menyorot Jokowi yang akan mengunjungi Ukraina dan Rusia dalam misi perdamaian.
Diberitakan bahwa Jokowi akan mendesak rekan-rekan Rusia dan Ukraina untuk membuka dialog selama misi pembangunan perdamaian dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memerintahkan gencatan senjata segera.
“Perang harus dihentikan dan rantai pasokan pangan global perlu diaktifkan kembali,” kata Jokowi sebelum berangkat ke Jerman untuk menghadiri KTT G7.
Jokowi juga mengatakan, dia akan mendorong G7 untuk mencari perdamaian di Ukraina, dan menemukan solusi segera untuk krisis pangan dan energi global.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.