Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian BBM Bersubsidi Bakal Menggunakan Aplikasi MyPertamina?

Kompas.com - 02/06/2022, 10:49 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah bersama dengan PT Pertamina sedang menggodok petunjuk teknis penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar dapat tetap sasaran.

BBM bersubsidi yang dimaksudkan adalah jenis solar dan pertalie.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan jika penyaluran solar dan pertalite rencananya akan memanfaatkan layanan digital MyPertamina.

Hal tersebut dilakukan untuk mendata pembeli BBM bersubsidi, sehingga pembelian dapat dibatasi.

"Nanti (pembelian) dengan sistem digitalisasi MyPertamina akan efektif, jadi tidak bisa mengisi berulang," kata Saleh dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Video Viral Mobil Goyang Saat Isi BBM, Apa Bahayanya?

Mendaftar di aplikasi MyPertamina

Pelanggan yang membeli BBM bersubsidi nantinya akan diminta untuk mengisi data diri di aplikasi MyPertamina.

Data tersebut kemudian akan diverifikasi oleh pihak BPH Migas untuk memastikan jika pembeli BBM bersubsidi solar dan pertalite merupakan pelanggan yang berhak.

"Jadi kan mesti register dulu di Mypertamina, lalu diverifikasi oleh BPH Migas, yang tentu bekerja sama dengan instansi terkait," kata Saleh.

Baca juga: Alasan di Balik Pencatatan Pelat Nomor Kendaraan Saat Isi BBM di SPBU

Ilustrasi cara cek harga BBM terbaru di website MyPertaminaKOMPAS.com/Zulfikar Ilustrasi cara cek harga BBM terbaru di website MyPertamina

Penerapan penggunaan aplikasi MyPertamina terkendala oleh kondisi masyarakat yang masih banyak belum menggunakan smartphone.

Sehingga terkait teknis di lapangan masih dikaji dan akan lebih dahulu disosialisasikan sebelum diterapkan.

"Maka perlu sosialisasi dulu, baru diterapkan," jelas Saleh.

Baca juga: Mengenal Apa Itu BBM Solar 51 yang Siap Diimplementasikan di Seluruh Indonesia

Sementara itu, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting mengungkapkan akan dilakukan sosialisasi untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap layanan MyPertamina.

Rancangan MyPertamina untuk pembelian Solar dan Pertalite hingga kini masih terus dipersiapkan, salah satunya penentuan kriteria penerima BBM bersubsidi.

"Jadi masih dalam proses, karena yang utama saat ini adalah penentuan kriteria penerima subsidi," ungkap Irto.

Baca juga: Mobil Mewah Bakal Dilarang Beli Pertalite, Ini Penjelasan Pertamina

Berkaca dari aplikasi PeduliLindungi

Terpisah, anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyetujui penggunaan pembayaran bersifat non-tunai dalam rangka pembatasan dan pengawasan penggunaan BBM bersubsidi.

Pembayaran yang nantinya akan memanfaatkan MyPertamina tersebut, berkaca dari pengalaman positif aplikasi PeduliLindungi dalam penanganan Covid-19.

Mulyanto menggarisbawahi jika penerapan sistem pembayaran tersebut dapat dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Benarkah Coca-Cola Bisa Digunakan untuk Membersihkan Toilet?

Kartu pembayaran elektronik MyPertaminaStanly/KompasOtomotif Kartu pembayaran elektronik MyPertamina

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak juga seharusnya juga dicantumkan dengan jelas larangan penggunaan BBM bersubsdi untuk kendaraan mewah dan dinas.

Pengaturan dengan jelas tersebut perlu dilakukan agar kuota BBM bersubsidi tidak jebol, sehingga penyaluran subsidi lebih tepat sasaran.

"Perlu pembatasan penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan mewah dan kendaraan dinas. Bila tidak, maka diperkirakan kuota BBM bersubsidi yang ada akan “jebol”, dan ini akan merugikan keuangan Pemerintah dan makin menguras anggaran negara," kata Mulyanto dikutip dari Kontan, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Viral, Video Operator SPBU Dipukul Pelanggan di Cikarang Selatan, Ini Penjelasan Pertamina

Akibat migrasi pelanggan Pertamax

Dari data Pertamina, telah terjadi peningkatan penggunaan pertalite sebesar 14 persen setelah adanya kenaikan harga Pertamax per 1 April 2022.

Setelah kenaikan tersebut juga membuat penjualan pertamax sebesar 26 persen.

Penurunan tersebut diduga karena adanya migrasi dari pelanggan pertamax menjadi pelanggan pertalite.

"Namun demikian, karena daya beli masyarakat yang belum pulih benar, dan disparitas harga BBM subsidi dan BBM non-subsidi yang cukup lebar, menyebabkan terjadi migrasi pengguna BBM non-subsidi menjadi pengguna BBM bersubsidi," imbuhnya.

Baca juga: Dampak Kenaikan Harga Gas Nonsubsidi dan Ancaman Kelangkaan Gas Melon

Pemerintah dengan dukungan DPR juga sudah melakukan langkah antisipasi dengan menaikkan kuota BBM bersubsidi sebesar 10 persen atau setara dengan 25,35 juta kiloliter.

Akan tetapi penambahan kuota tersebut hanya cukup untuk memenuhi kenaikan volume Pertalite yang sebesar 14 persen apabila dilaksanakan pembatasan segmentasi pembeliian.

Mulyanto menegaskan apabila pembatasan pengguna BBM bersubsidi tidak dilakukan, maka dikhawatirkan akan menambah beban keuangan negara.

Baca juga: Disebut Naikkan Harga Pertamax Diam-diam, Ini Tanggapan Pertamina

(Sumber: Kompas.com/ Yohana Artha Uly | Editor: Erlangga Djumena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com