Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Inflasi, Selandia Baru Berikan Bansos Rp 3,2 Juta bagi Warganya

Kompas.com - 21/05/2022, 10:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Selandia Baru akan memberikan bantuan 350 dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 3.280.000 kepada lebih dari 2 juta orang dewasa berpenghasilan rendah.

Hal itu diberikan pemerintah untuk membantu mereka mengatasi kemungkinan inflasi global.

Sebuah laporan Departemen Keuangan Selandia Baru memperkirakan pengangguran akan mencapai level terendah 3,1 tahun di 2022 sebelum naik menjadi 4,7 persen pada tahun 2026.

Baca juga: Profesor dari Selandia Baru Snorkeling di Atas Gunung Api Tonga, Ini yang Dilihatnya

Laporan tersebut memperkirakan inflasi akan turun dari level tertinggi 30 tahun saat ini di 6,9 persen menjadi 2,2 persen selama empat tahun ke depan.

Pembayaran inflasi sebesar 350 dolar Selandia Baru selama tiga bulan dimulai pada bulan Agustus dan ditargetkan pada setengah dari semua orang dewasa yang berpenghasilan kurang dari 70.000 dolar Selandia Baru per tahun.

Bansos atasi inflasi

Dilansir dari Business Standard, dana tersebut merupakan paket bantuan pemerintah Selandia dari anggaran tahunan negara.

Paket bantuan diberikan ke masyarakat usai Selandia Baru mengalami inflasi tercepat selama 30 tahun terakhir.

Dimana saat ini inflasi tahunan melonjak menjadi 6,9 persen.

Lonjakan inilah yang membuat Departemen Keuangan Selandia merilis sebuah laporan ekonomi negara.

Dalam laporan tersebut mencatat bahwa perekonomian Selandia akan melambat secara nyata mulai tahun 2024 mendatang.

Imbas dari adanya kenaikan suku bunga, pengurangan pengeluaran pandemi pemerintah, serta masalah pasokan yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Dunia Bergejolak, Sri Mulyani Proyeksi Inflasi 2022 Dekati 4 Persen

 

Pemotongan pajak BBM

Pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang beberapa tindakan sementara lainnya yang bertujuan memerangi biaya hidup yang melonjak, termasuk pemotongan pajak bahan bakar dan setengah harga tarif transportasi umum.

“Ekonomi kita telah melewati goncangan Covid-19 lebih baik daripada hampir di tempat lain di dunia,” kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dikutip dari ABC.

“Tetapi ketika pandemi mereda, tantangan lain baik jangka panjang maupun yang lebih mendesak muncul ke permukaan,” ujar dia menambahkan.

Mengantisipasi adanya kemerosotan pada ekonomi negaranya, membuat pemerintah Selandia meluncurkan beberapa suntikan insentif lainnya kepada masyarakat.

Baca juga: Inflasi Inggris Mencapai 9 Persen, Tertinggi dalam 40 Tahun

Seperti pemotongan pajak bahan bakar serta menurunkan setengah tarif transportasi umum.

Ardern telah mengasingkan diri di kediamannya di Wellington minggu ini setelah tertular virus.

Kantornya mengatakan dia mengalami gejala sedang dan membaik, dan pada titik ini masih berencana untuk melakukan perjalanan ke AS minggu depan untuk perjalanan perdagangan dan memberikan pidato pembukaan di Universitas Harvard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com