Selain itu, program tersebut dapat memungkinkan pelanggan untuk mentransfer profil pengguna ke akun baru, atau secara cara teori membebankan freeloader untuk membayar paket mereka sendiri.
Meskipun demikian banyak pelanggan yang tidak senang dengan kebijakan tersebut, karena dianggap membuat pelanggan dapat mengeluarkan biaya ekstra.
"Netflix akan kehilangan banyak pelanggan jika mereka melakukan tindakan keras berbagi kata sandi yang mereka rencanakan," keluh seorang pelanggan yang tidak senang di Twitter.
"Terutama ketika mereka tidak lagi membawa banyak konten bagus seperti beberapa aplikasi streaming lainnya," tambahnya.
Netflix will lose a lot of customers if they do this password sharing crackdown they plan to do. Charging extra and crap. Especially when they don’t carry a lot of good content anymore like some of the other streaming apps #netflix
— makhallie_shea (@makhallie_shea) March 17, 2022
Selanjutnya, pengguna lain menganggap bahwa kebijakan tersebut tidak adil bagi keluarga yang tidak tinggal di rumah yang sama dengan pemilik akun.
“Bagaimana Anda mengharapkan keluarga menangani pembagian kata sandi dalam kasus perceraian, anak-anak mereka atau mahasiswa yang jauh dari rumah?” tulis mereka.
"Kami sudah membayar banyak untuk itu, sekarang Anda hanya memeras kami untuk setiap dolar yang dihabiskan," tambahnya.
@netflix I saw that pilot program you're launching. How do you expect families to handle password sharing in the case of divorcees, their children, or college students away from home? We already pay a lot for it, now you're just milking us for every dollar spent.
— Cooper Church (@CooperChurch14) March 17, 2022
Untungnya, Long mengatakan bahwa Netflix akan mempelajari lebih lanjut fitur terbaru tersebut di ketiga negara yang sedang diuji sebelum nantinya diterapkan di negara lain.
Baca juga: 3 Fakta Menarik The Cursed, Drakor Misteri yang Tayang di Netflix