Badai matahari yang kuat dapat mengirim awan plasma sangat besar ke luar angkasa. Ini dikenal sebagai coronal mass ejection (CME).
Ketika hal itu menabrak Bumi, mereka dapat menyebabkan badai geomagnetik dan aurora yang intens. Namun, sebagian besar CME tidak terkait dengan flare.
Beberapa badai matahari kelas X atau yang terbesar, dapat memicu pemadaman radio. Tapi ini sangat jarang terjadi.
Sementara itu, kelas M atau menengah dapat menyebabkan pemadaman radio singkat.
Badai geomagnetik besar, di masa lalu, menyebabkan pemadaman listrik dan merusak satelit komunikasi.
Partikel energi juga dapat merusak peralatan elektronik dan astronot atau penumpang di pesawat terbang tinggi.
Menurut NASA, ketika jalur penerbangan melintasi garis lintang saat komunikasi satelit tidak dapat digunakan, kru harus menggunakan radio frekuensi tinggi untuk berkomunikasi.
Selama peristiwa cuaca ruang angkasa tertentu, kerapatan gas terionisasi dapat meningkat dan mempengaruhi komunikasi radio ini.
Baca juga: Badai Matahari Akan Hantam Bumi, Kiamat Internet Bisa Terjadi
Badai matahari hanya berdampak pada Bumi ketika terjadi di sisi Matahari yang menghadap planet.
Jaringan listrik dan sistem penentuan posisi global adalah yang paling berisiko terkena dampak badai matahari, karena lonjakan daya dapat meledakkan transformator. Hal itu bisa memakan waktu dan biaya.
“Bayangkan kota-kota besar tanpa listrik selama seminggu, sebulan, atau setahun. Kerugiannya bisa 1 sampai 2 triliun dolar, dan efeknya bisa dirasakan selama bertahun-tahun," ungkap Daniel Baker, dari Laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa Universitas Colorado.
Bumi memiliki lapisan atmosfer yang disebut Ionosfer. Lapisan itu memantulkan gelombang radio frekuensi tinggi untuk komunikasi.
Ketika orang-orang menggunakan frekuensi tinggi untuk berkomunikasi lalu badai matahari datang, maka lapisan ionosfer akan terganggu.
Tapi Bumi punya perisai magnet yang melindungi dari partikel-partikel matahari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.