Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengakhiri Pandemi dengan Bahagia

Kompas.com - 25/02/2022, 06:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

“Kapan pandemi akan berakhir?” Pertanyaan itu kerap kali muncul di tengah masyarakat yang sudah jenuh dengan kondisi dua tahun terakhir, yang serba tidak pasti karena diliputi kecemasan dan kegelisahan.

Sejumlah pakar mencoba menganalisis dengan bercermin pada sejarah pandemi yang pernah terjadi di dunia, yang tidak lebih dari tiga tahun sejak pertama kali terjadi.

Dengan kata lain, pada 2023, dunia akan bebas dari pandemi dan menjadi endemi? Belum jelas juga.

Sementara organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan syarat pandemi berakhir jika proporsi penduduk seluruh dunia telah divaksin lengkap mencapai minimal 70 persen.

Kondisi terkini di banyak negara berkembang, masih jauh dari harapan, termasuk Indonesia.

Tanpa harus menunggu konfirmasi WHO, beberapa negara Eropa seperti Swedia telah menyatakan bahwa pandemi telah berakhir karena dianggap sudah tidak terlalu mengancam lagi.

Berbagai pembatasan dicabut. Kafe dan restoran buka seperti biasa. Pemerintah mulai memperlakukan COVID-19 seperti penyakit endemik lainnya.

Tingkat vaksinasi mencapai 80 persen dan hasil survei pada akhir 2020 yang memperlihatkan 85 persen sampel telah memiliki antibodi, menambah keyakinan itu.

Negara-negara lain di Eropa seperti Denmark, Inggris, Perancis, juga telah mengeluarkan kebijakan yang mengarah pada kehidupan yang berproses menuju normal.

Di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, "Kalau memang dia sudah divaksin, sudah dua kali, sudah booster, tidak ada komorbid, ya jalan-jalan saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan."

Pernyataan tersebut mengundang berbagai reaksi. Kebijakan terkait COVID-19 mulai dilonggarkan dan kita akan kembali ke kehidupan yang selayaknya?

Melihat dua tahun ke belakang

Sebelum menyimpulkan itu, bila dikilas balik selama dua tahun ke belakang, banyak kisah tragis mengiringi pandemi di Indonesia, yang memakan jutaan korban jiwa selain isu-isu lain yang meniupkan iklim positif untuk kualitas kehidupan lebih baik.

Pandemi telah menciptakan jiwa-jiwa yang kesepian, tertekan dan tidak bahagia.

Tekanan hidup yang terus berlangsung hingga kini menyadarkan manusia bahwa ada hal penting lain yang mungkin terlupa di dunia ketika larut dalam kesibukan sebelum pandemi tiba: mencari bahagia!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com