Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebaran Omicron Meningkat, Berikut Ini Ciri-ciri Gejalanya

Kompas.com - 29/01/2022, 13:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka penyebaran Covid-19 varian Omicron di Indonesia kian meningkat belakangan ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri gejala varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.

Semakin bertambahnya penyebaran Omicron juga sejalan dengan meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 di Tanah Air.

Pemerintah melaporkan penambahan 9.905 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Hingga Jumat (28/1/2022), total kasus Covid-19 di Tanah Air berjumlah 4.319.175, dihitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Kasus aktif juga bertambah 7.870, sehingga total saat ini ada 43.574 kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Muncul Subvarian Omicron BA.2, Apa Itu dan Seberapa Berbahaya?

Ciri-ciri gejala varian Omicron

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.

"Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," katanya, dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, Kamis (27/1/2022).

Ciri-ciri selanjutnya dari varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, pun demikian juga dengan tingkat keparahannya.

Sehingga, pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (isoman).

Baca juga: Lansia Rentan Terkena Omicron, Bagaimana Capaian Vaksinasi Lansia di RI?

 

Strategi pemerintah hadapi Omicron

Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang varian Delta.

Varian Delta memiliki tingkat keparahan yang tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur.

Sedangkan varian Omicron, yang tinggi adalah penularannya, keparahannya rendah.

"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," ucap Budi.

Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120.000 hingga 130.000.

Baca juga: Cara Dapatkan Layanan Telekonsultasi dan Paket Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19 Omicron

Cara pencegahan dari Omicron

Hingga 26 Januari 2022, total pasien yang terkonfirmasi Omicron berjumlah 1.988.

Total pasien pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, dan gejala sedang hingga berat 59 pasien.

Ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Utamanya selalu memakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi.

"Kalau bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak usah pergi ke mana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi," kata Budi.

Namun, apabila tertular Omicron, tidak perlu panik. Segera lakukan isoman dan minum vitamin. Minum obat jika muncul gejala ringan.

"Yang perlu ke rumah sakit kalau ada lansia atau komorbid-nya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru," tuturnya.

Baca juga: WHO: Omicron Terdeteksi di 171 Negara dan Lampaui Varian Delta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com