KOMPAS.com - Hari ini 23 tahun lalu, tepatnya 25 Januari 1999, gempa berkekuatan 6 SR mengguncang Kolombia barat.
Gempa ini meratakan kota-kota di Kolombia barat, termasuk mengguncang bangunan sejauh ibu kota Bogota maupun lokasi yang berjarak 140 mil dari pusat gempa.
Menurut pemberitaan The Washington Post, (26/1/1999), korban tewas akibat gempa ini sekitar 1.000 jiwa.
Ratusan penduduk yang tinggal di Kota Armenia tewas.
Armenia adalah sebuah kota berpenduduk 220.000 orang, di mana seluruh lingkungan menjadi puing-puing dan dibiarkan tanpa air atau listrik.
Pasca-gempa penduduk Armenia menyayangkan bahwa bantuan datang begitu lama.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Boeing 707 Tabrak Gunung Mont Blanc, 117 Kru dan Penumpang Tewas
Dikutip dari AP News, (26/1/1999), Wakil Kepala Pemadam Kebakaran Armenia Kapten Ciro Antonio Guiza mengatakan, petugas penyelamat sangat sedikit, sehingga banyak mayat tergeletak di jalan-jalan tanpa bisa dikumpulkan.
Pejabat pertahanan sipil menyebut, angka korban awal adalah 550 tewas dan 2.700 terluka.
Namun, petugas penyelamat mengatakan, angka ini hanya sebagian perhitungan dari keseluruhan korban.
"Ada lebih dari 1.000 orang tewas, mungkin lebih dari 2.000 di Armenia saja,'' ujar Guiza
Ia menambahkan, ada ratusan mayat terperangkap di gedung-gedung yang runtuh.
"Di satu gedung apartemen 10 lantai saja, diperkirakan 60 orang tewas tertimpa reruntuhan," lanjut dia.
Guiza menyampaikan, setidaknya 60 persen kota hancur. Dampak gempa paling parah ada di distrik selatan yang umumnya dihuni oleh warga miskin.
Sekitar 340 mayat dikumpulkan di kamar mayat darurat. Apa yang terjadi di Armenia saat itu sangat memprihatinkan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi di Shaanxi China Tewaskan 830.000 Orang
Warga bersorak di jalan-jalan pusat kota saat Palang Merah menyelamatkan tiga orang yang terperangkap semalaman di puing-puing bangunan empat lantai yang hancur.