Benda ini menguap ketika mendekati matahari. Kemudian membentuk atmosfer besar yang terlihat di sekitar objek.
Terkadang ekornya memanjang hingga jutaan mil. Komet biasanya mengikuti orbit elips panjang dan sebagian besar waktunya berada jauh dari matahari.
Melansir Live Science, 5 September 2019, sebagian besar komet memiliki orbit yang stabil di bagian terluar tata surya melewati planet Neptunus.
Meteoroid adalah asteroid kecil atau pecahan komet dan terkadang pecahan planet. Ukurannya berkisar dari sebutir pasir hingga batu-batu besar selebar 1 meter.
Baca juga: 10 Fenomena Langit 2022: Bulan Purnama Super, Gerhana, hingga Hujan Meteor
Masih dari laman NASA, meteor merupakan fenomena cahaya yang terjadi ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi dan hancur. Ini lebih dikenal di masyarakat sebagai bintang jatuh.
Objek yang lebih besar, seperti asteroid kecil, menghasilkan meteor yang sangat terang yang disebut bola api atau bolide saat memasuki atmosfer.
Baca juga: Februari-Maret, Indonesia Diprediksi Alami Gelombang Ketiga Covid-19
Sebagian besar meteoroid yang memasuki atmosfer terbakar habis sebagai meteor. Namun, dalam beberapa kasus, meteoroid tidak terbakar sepenuhnya, dan objek tersebut benar-benar mencapai permukaan bumi.
Meteorit adalah sisa meteoroid atau asteroid yang bertahan melewati atmosfer bumi dan mendarat di permukaan bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.