Munculnya budaya bahwa gangguan mental adalah hal yang menarik dan estetik di media sosial membuat self-diagnose meningkat.
Para remaja menganggap bahwa kehidupan "normal" itu arus utama sehingga ingin terlihat lebih keren dengan titel gangguan mental.
Padahal, justifikasi negatif terhadap diri sendiri inilah yang kemudian menjadi akar dari tindakan self-diagnose.
Sebenarnya, yang dibutuhkan oleh kita adalah self-awareness bukan self-diagnose.
Self-awareness membuat diri lebih waspada akan apa yang sedang dialami oleh tubuh kita.
Melalui itu, kemudian kita mulai mencari-cari informasi terkait kondisi diri dan profesional untuk penanganan lebih lanjut.
Saat kita merasa diri tidak baik-baik saja dan cocok dengan kondisi yang dijelaskan oleh situs daring, hal yang sangat perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan profesional.
Saat ini, kemajuan HealthTech membuat telemedicine menjadi alternatif untuk berkonsultasi.
Selain telemedicine, kita juga dapat mencurahkan segala pikiran dan masalah ke orang yang dipercaya.
Atau, kita dapat melampiaskan dengan menuliskannya di buku catatan.
Intinya, jangan sampai menunggu kondisi badan atau pikiran semakin parah. Dengan menunda-nunda, tentu akan membuat jangka waktu pemulihan semakin lama.
Stigma-stigma di masyarakat terkait kesehatan mental juga masih banyak terjadi.
Hal ini membuktikan bahwa diperlukan usaha sosialisasi lebih giat dan pemahaman intens dari masyarakatnya sendiri.
Stigma adalah suatu hal yang terus dibicarakan oleh individu, kemudian diperkuat dengan 'katanya', dan disebarkan secara masif.
Untuk menghilangkan stigma, masyarakat juga perlu memahami apa yang dirasakan penyintas melalui bacaan-bacaan yang tersedia di internet atau penyuluhan.
Selain itu, kepedulian untuk mendengarkan cerita dan tidak menyudutkan penyintas juga diperlukan.
"Diajak untuk skeptis deh, belajar untuk kritis deh, belajar untuk terbuka deh kalau apa yang kita yakini salah. Sering kali orang yang punya pandangan stigmatis, mereka enggak mau buka hati dan pikiran karena udah sayang sekali sama apa yang mereka yakini dalam diri mereka. Pengetahuan bisa diperbarui," ujar Benny.
Melalui siniar OBSESIF musim keempat episode dua, Benny memberikan pandangannya terkait isu kesehatan mental yang marak diperbincangkan pada masa pandemi.
Simak pemaparan Benny Siauw selengkapnya hanya di podcast OBSESIF bertajuk “Keeping Sanity in Era of Insanity” hanya di Spotify.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.