Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Beringas Serdadu Berangus Pelaku

Kompas.com - 11/01/2022, 07:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KISAH mengenai lika-liku kehidupan tentara, tidak ada habisnya dikupas Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

Salah satunya untuk menggambarkan tentara yang suka main pukul.

Gus Dur berkisah suatu ketika pemerintah Indonesia mengikuti forum sains tingkat dunia. Misinya untuk mengungkap berapa umur mumi dari Mesir.

Di forum tersebut, negara-negara maju mengirimkan saintis-saintis handal yang berpengalaman, kecuali Indonesia yang hanya mengirimkan seorang tentara berpangkat kolonel.

Ketika tiba saatnya sesi presentasi, saintis dari China memberi kesimpulan akhir bahwa mumi tersebut berumur 100 tahun sebelum Masehi.

Sedangkan tim dari Amerika dengan sangat meyakinkan menyebut bahwa mumi tersebut berusia 100 tahun sebelum Masehi, sekaligus memberi informasi tambahan bahwa bahan rempah-rempah sebagai pengawet mumi.

Sebaliknya utusan dari Indonesia tampil sangat memukau dan mengundang decak kagum dari para hadirin.

Kesimpulan sang kolonel, umur mumi itu 100 tahun sebelum Masehi lebih tiga bulan.

Prosesi mumi dilakukan selama seminggu, dari hari Jumat hingga Kamis. Rempah-rempah sebagai bahan pengawet mumi didatangkan khusus dari Maluku.

Sontak, seisi ruangan yang terdiri dari saintis tingkat dunia bertepuk tangan dengan gemuruh tanpa jeda.

Seorang panitia yang takjub dengan uraian yang rinci sekaligus begitu akurat lalu bertanya kepada kolonel dari Indonesia,”Bagaimana Anda mengetahui mumi Mesir itu dengan detail?”

Sang kolonel dengan enteng menjawab,”Mumi itu saya tonjok dan tendang, biar ngaku!"

Kasus tewasnya dua sejoli Handi Harisaputra (17) dan Salsabila (14) di Kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada tanggal 8 Desember 2021, yang semula dikira kasus kecelakaan lalu lintas biasa ternyata menguak “perilaku” keberingasan tentara, yang kebetulan berpangkat kolonel pula.

Saat berboncengan sepeda motor dan keluar dari mulut gang, Handi dan Salsabila disambar mobil minibus berpelat nomor B 300 Q.

Usai mengalami kecelakaan, Handi Saputra dan Salsabila sempat dibawa oleh pengemudi dan penumpang kendaraan yang menabraknya.

Alasan mereka akan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.

Saksi mata di kejadian menyebut para pelaku berbadan tegak dan berambuk cepak ala tentara (Kompas.com, 27 Desember 2021).

Setelah sempat menjadi misterius karena keberadaan Handi dan Salsabila tidak ditemukan di berbagai rumah sakit di sekitaran Bandung, selang tiga hari usai kejadian jasad dua sejoli ini ditemukan di dua lokasi berbeda.

Mayat Handi ditemukan di aliran Sungai Serayu, Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah.

Sedangkan jasad Salsabila ditemukan di aliran Sungai Serayu di Cilacap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com