Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Mampu Mengembalikan Kita pada Kenangan Lama, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 06/01/2022, 14:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.comBau atau aroma khas bisa seketika mengembalikan ingatan kita ke kejadian atau kenangan lama yang sudah lama tidak kita ingat-ingat lagi.

Semisal bau bakaran kue brownies yang bisa mengingatkan kita akan kedai roti kecil di Jalan Braga Bandung, atau bau ikan panggang yang bisa mengingatkan kita akan kenangan ketika berlibur di Bali bersama keluarga.

Aroma dan bau-bauan khas memang bisa mengingatkan kita akan kenangan lama yang seringnya berbau emosional, entah bahagia, kecewa, atau patah hati.

Mengapa bisa demikian?

Baca juga: Beberapa Tanda Anak Anda Memiliki Kecerdasan di Atas Rata-rata

Kaitan aroma dan ingatan emosional

Melansir dari Live Science, ada penjelasan ilmiah mengapa bau bisa mengembalikan kenangan lama.

Hal ini lantaran area otak yang memproses bau, ingatan dan emosi, masing-masing terkait erat satu sama lain.

Bau atau aroma sendiri berasal dari partikel kimia yang mengambang di udara dan masuk ke dalam cuping hidung kita dan kemudian masuk ke dalam otak melalui olfactory bulb.

Olfactory bulb adalah "kurir" yang mengirim informasi tanpa henti dari hidung ke otak. Dan kelembaban di dalam hidung berfungsi membantu olfactory bulb.

Kelembaban pada hidung bertugas mengubah partikel kimia bau menjadi cairan sehingga lebih mudah diolah dan diproses oleh olfactory bulb.

Nah di dalam otak, informasi dari olfactory bulb ini akan diterima oleh amigdala dan disampaikan ke area khusus di dalam otak yang bertugas memproses emosi, kemudian dihantar juga melewati hippocampus atau area otak yang memproses informasi.

Baca juga: Kerap Alami Lupa Ingatan secara Tiba-tiba? Mungkin Ini Beberapa Sebabnya

Uniknya, hanya informasi soal bau atau aroma saja yang dihantarkan ke dalam dua dapur otak ini, yaitu amigdala dan hippocampus.

Sedangkan sensasi lain, dihantarkan menuju thalamus, bagian otak yang memilah hal-hal yang kita lihat, dengar dan rasakan.

Menurut John McGann, profesor dari Universitas Rutgers New jersey, sensasi bau ini melompati thalamus dan langsung masuk ke dalam amigdala dan hippocampus. Inilah sebabnya, aroma bisa lekat kaitannya dengan ingatan kuat yang berbau emosional.  

Ketika seseorang mencium aroma yang mengaitkannya dengan ingatan emosional di masa lalu, otak akan memproses aroma ini dengan emosional terlebih dahulu, baru kemudian ingatan akan mengikuti.

Namun terkadang, ingatan ini tak bisa kembali dengan utuh sempurna. Jadi kita bisa merasa sedikit sedih karena aroma tertentu, namun kita tak bisa mengingat pernah mencium aroma itu pertama kali di mana dan dalam peristiwa apa.

Baca juga: Masih Mengantuk Setelah Tidur 8 Jam? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sensasi bau memang unik. Jika kita terlalu sering mencium aroma spesifik, maka ingatan akan bau yang awalnya berkaitan dengan emosional ini akan menghilang dengan sendirinya dari otak. 

Amigdala sendiri adalah area otak yang dulunya bertugas mendeteksi partikel kimia dalam kebutuhan tubuh untuk bertahan hidup.

Amigdala akan mendeteksi dan menyimpan ingatan bau atau aroma apa yang sebaiknya dihindari karena berasal dari sesuatu yang bisa membahayakan tubuh, dan bau apa yang tak mengancam keselamatan nyawa.

Amigdala menggunakan respon emosi kita untuk memilah ingatan bau, seperti halnya yang dilakukan oleh binatang.

Baca juga: Emosi dan Pikiran Negatif Bisa Pengaruhi Organ Tubuh, Ini Penjelasan Medisnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com