Implan microchip yang dikerjakan DSruptive Subdermals tidak jauh berbeda dari kebanyakan chip RFID yang sudah beredar.
Artinya, chip buatan mereka dapat digunakan untuk kontrol akses seperti membuka pintu, dan menyimpan data sederhana seperti ID, kata sandi, atau QR code sertifikat vaksin Covid-19.
Baca juga: Alasan WHO Menamai Varian B.1.617.2 Jadi Omicron, Bukan Nu atau Xi
Namun, teknologi chip DSruptive Subdermals disertai dengan kemampuan sensor suhu tubuh, yang memungkinkan penggunanya melacak suhu tubuh mereka secara real time.
Dengan memindai chip menggunakan smartphone, data yang dihimpun sensor suhu tubuh itu kemudian disimpan dalam aplikasi ponsel.
Data tersebut dapat disimpan pula di cloud storage dan dibagikan dengan tenaga kesehatan untuk diagnosis atau memantau pasien dari jarak jauh.
Data yang dikumpulkan ini dapat memungkinkan otoritas kesehatan untuk melacak potensi wabah pandemi dengan mengamati perubahan kejadian demam di daerah tertentu.
Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?
Menurut Managing Director DSruptive Subdermals Hannes Sjoblad, teknologi ini membuka kemungkinan diagnostik jarak jauh dan pemantauan pandemi.
“Dengan perangkat logging, Anda mendapatkan kurva yang bagus yang mencatat kapan demam mulai, berapa lama berlangsung, efek pengobatan dan durasi. Semua divisualisasikan dan dapat diakses oleh keluarga dan profesional perawatan kesehatan,” kata Sjoblad.
Studi untuk menguji kelayakan chip ini dalam mengukur suhu tubuh sudah dilakukan pada Juni 2021 dengan menggandeng Karolinska University Hospital.
Baca juga: Ini Alasan Polri Mengapa Ujian SIM C Harus Lewati Jalur Zig-zag dan Angka 8
Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa implan microchip mampu mengukur suhu dengan akurasi yang tidak lebih rendah dari perangkat klinis standar.
Pada 2022, DSruptive Subdermals akan mengadakan studi lanjutan, bekerja sama dengan para peneliti di seluruh dunia untuk mengembangkan implan microchip yang lebih canggih namun terjangkau yang memiliki sensor dan fungsi tambahan.
“Fokus kami adalah membuat pelacakan kesehatan dengan implan tersedia untuk lebih banyak orang di seluruh dunia,” kata Sjoblad.
Baca juga: Daftar Hari Libur Nasional 2022 dan Aturan Cuti Bersama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.